2.609 Titik Panas Terdeteksi di Indonesia Dalam 24 Jam Terakhir (Kamis, 31 Juli 2025)
- A Kecil
- A Sedang
- A Besar
Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 2.609 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini berkurang 897 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Kamis (31/7/2025) pukul 11.12 WIB. Dari 2.609 titik panas terdeteksi, 184 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 2366 titik skala sedang, dan 59 titik skala rendah.
Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.
(Baca: Ini Dampak Kerusakan Akibat Bencana Alam pada Januari-Maret 2023)
Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Kalimantan Barat sebanyak 1584 titik. Kalimantan Timur menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 267 titik. Kalimantan Selatan berada di posisi ketiga sebanyak 118 titik panas.
Sebanyak 110 titik panas terdeteksi di Aceh, Kalimantan Tengah menyusul dengan 68 titik panas, serta Kalimantan Utara dan Riau masing-masing memiliki 58 dan 55 titik panas terdeteksi.
Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.