Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Wonogiri pada 2024 sebesar 10,71%. Angka ini sedikit turun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 10,94%. Dengan jumlah penduduk 1.063.902 jiwa, terdapat 102.570 penduduk miskin di Wonogiri.
Dibandingkan kabupaten lain di Pulau Jawa, Wonogiri menempati peringkat ke-37 dalam persentase kemiskinan. Secara nasional, Wonogiri berada di urutan ke-216. Pertumbuhan persentase kemiskinan Wonogiri mengalami penurunan sebesar 2,1% dari tahun sebelumnya.
(Baca: Statistik Jumlah Penduduk Miskin Periode 2013-2025)
Data historis menunjukkan persentase kemiskinan tertinggi di Wonogiri terjadi pada tahun 2006, yaitu 27,01%. Angka terendah terjadi pada tahun 2019, yaitu 10,25%. Pertumbuhan angka kemiskinan tertinggi tercatat pada tahun 2006 sebesar 7,14%, sedangkan penurunan terdalam terjadi pada tahun 2008 turun 15,26%.
Jika dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir (2022-2024), persentase kemiskinan Wonogiri saat ini sedikit lebih rendah. Rata-rata persentase kemiskinan dalam tiga tahun terakhir adalah 10,88%. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir (2020-2024), persentase kemiskinan Wonogiri saat ini sedikit lebih tinggi. Rata-rata persentase kemiskinan dalam lima tahun terakhir adalah 10,81%.
Dalam perbandingan dengan kabupaten lain di Jawa Tengah yang memiliki persentase kemiskinan berdekatan, Wonogiri menunjukkan posisi yang bervariasi. Kabupaten-kabupaten tersebut antara lain Blora, Boyolali, Cilacap, Karanganyar, Magelang, dan Purworejo. Masing-masing kabupaten memiliki karakteristik dan dinamika tersendiri dalam upaya menanggulangi kemiskinan.
Kabupaten Blora
Dengan persentase kemiskinan 11,42% dan menduduki peringkat 193 se-Indonesia, Kabupaten Blora memiliki 99.140 penduduk miskin. Jumlah ini tergolong kecil dibandingkan total penduduk yang mencapai 925.434 jiwa. Garis kemiskinan di Blora adalah Rp464.959 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita di Blora mencapai Rp36,59 juta per tahun. Pertumbuhan ekonomi Blora sedikit lebih baik dibandingkan Wonogiri.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Manokwari Selatan | 2015 - 2024)
Kabupaten Boyolali
Boyolali memiliki persentase kemiskinan 9,63% yang menempatkannya pada urutan 248 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 95.960 jiwa dari total populasi 1.110.346 jiwa. Garis kemiskinan di Boyolali tercatat sebesar Rp442.071 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita di Boyolali adalah Rp41,69 juta per tahun, yang menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan.
Kabupaten Cilacap
Cilacap mencatat persentase kemiskinan sebesar 10,68%, menduduki peringkat 219 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di Cilacap mencapai 186.080 jiwa dari total 2.037.899 jiwa. Garis kemiskinan di Cilacap adalah Rp441.093 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita di Cilacap mencapai Rp67,07 juta per tahun, yang merupakan salah satu yang tertinggi di antara kabupaten pembanding.
Kabupaten Karanganyar
Karanganyar memiliki persentase kemiskinan 9,59% dan berada di peringkat 250 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 87.370 jiwa dari total populasi 952.132 jiwa. Garis kemiskinan di Karanganyar tercatat sebesar Rp491.551 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita di Karanganyar mencapai Rp53,36 juta per tahun. Pertumbuhan ekonomi di Karanganyar juga menunjukkan tren positif.
Kabupaten Magelang
Magelang mencatat persentase kemiskinan sebesar 10,83% dan menempati peringkat 207 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di Magelang mencapai 143.800 jiwa dari total 1.337.411 jiwa. Garis kemiskinan di Magelang adalah Rp431.289 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita di Magelang adalah Rp32,60 juta per tahun.
Kabupaten Purworejo
Purworejo memiliki persentase kemiskinan 10,87%, menduduki peringkat 205 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di Purworejo mencapai 78.020 jiwa dari total populasi 809.121 jiwa. Garis kemiskinan di Purworejo tercatat sebesar Rp459.253 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita di Purworejo adalah Rp31,19 juta per tahun.