Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Manokwari Selatan sebesar 26,83 persen pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 0,97 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan jumlah penduduk 38.305 jiwa, terdapat 7.640 penduduk miskin.
Kabupaten Manokwari Selatan menunjukkan penurunan angka kemiskinan sebesar 3,49 persen. Dibandingkan kabupaten lain di Papua Barat, Kabupaten Manokwari Selatan berada di urutan yang cukup baik dalam penanganan kemiskinan.
(Baca: Statistik Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Sleman 2015-2024)
Dalam periode 2015-2024, persentase kemiskinan tertinggi di Kabupaten Manokwari Selatan terjadi pada tahun 2015, yaitu 34,33 persen. Persentase terendah terjadi pada tahun 2024 yaitu 26,83 persen. Pertumbuhan angka kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2021 dengan 1,45 persen. Sementara pertumbuhan terendah terjadi pada 2018 dengan -9,26 persen. Tahun 2024, Kabupaten Manokwari Selatan berada di urutan ke-28 secara nasional dalam hal persentase kemiskinan. Pada tahun 2015-2017, urutan persentase kemiskinan ada di urutan ke-19 secara nasional.
Dibandingkan dengan kabupaten lain di Papua Barat yang memiliki persentase kemiskinan berdekatan, Kabupaten Manokwari Selatan menunjukkan kinerja yang cukup baik. Kabupaten dengan persentase kemiskinan terdekat adalah Kabupaten Fak Fak, Kabupaten Kaimana, Kabupaten Manokwari, Kabupaten Pegunungan Arfak, Kabupaten Teluk Bintuni dan Kabupaten Teluk Wondama.
Kabupaten Fak Fak
Dengan persentase kemiskinan 20,86 persen, kabupaten ini menduduki peringkat ke-52 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 17.670 jiwa dari total populasi 92.850 jiwa, menunjukkan bahwa sebagian besar penduduknya berada di atas garis kemiskinan. Garis kemiskinan di Fak Fak mencapai Rp 725.257 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 69,98 juta per tahun, menunjukkan pertumbuhan sebesar 6,89 persen.
Kabupaten Pegunungan Arfak
Kabupaten ini mencatatkan persentase kemiskinan tertinggi di antara kabupaten pembanding, yaitu 31,76 persen, menduduki peringkat ke-12 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 11.870 jiwa dari total populasi 40.680 jiwa. Pertumbuhan jumlah penduduk miskin sedikit meningkat sebesar 1,37 persen. Pendapatan per kapita hanya Rp 8,66 juta per tahun, menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat masih rendah. Garis kemiskinan di Pegunungan Arfak mencapai Rp 738.135 per kapita per bulan.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kota Sibolga | 2004 - 2024)
Kabupaten Kaimana
Dengan persentase kemiskinan 14,41 persen, Kabupaten Kaimana berada di urutan ke-107 secara nasional. Jumlah penduduk miskin tercatat 10.060 jiwa dari total 64.140 jiwa. Garis kemiskinan di Kaimana sebesar Rp 682.231 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 46,45 juta per tahun, dengan pertumbuhan 4,36 persen.
Kabupaten Manokwari
Kabupaten Manokwari memiliki persentase kemiskinan sebesar 18,45 persen, menduduki peringkat ke-61 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 33.290 jiwa dari total populasi 204.106 jiwa. Garis kemiskinan di Manokwari mencapai Rp 802.749 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 55,26 juta per tahun, meningkat 4,75 persen.
Kabupaten Teluk Bintuni
Persentase kemiskinan di Teluk Bintuni sebesar 26,99 persen, menempatkannya di urutan ke-27 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 19.330 jiwa dari total populasi 83.074 jiwa. Pertumbuhan penduduk miskin mengalami penurunan sebesar 2,47 persen. Garis kemiskinan di Teluk Bintuni mencapai Rp 794.285 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 574,98 juta per tahun, menunjukkan pertumbuhan tertinggi di antara kabupaten lain, yaitu 31,02 persen.
Kabupaten Teluk Wondama
Kabupaten Teluk Wondama memiliki persentase kemiskinan 28,47 persen, menduduki peringkat ke-22 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 10.300 jiwa dari total populasi 46.755 jiwa. Pertumbuhan jumlah penduduk miskin sedikit meningkat sebesar 0,59 persen. Garis kemiskinan di Teluk Wondama mencapai Rp 710.854 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 40,74 juta per tahun, dengan pertumbuhan 3,69 persen.