Menurut hasil riset Save the Children, banyak anak-anak Palestina yang tertekan selama diinterogasi tentara atau militer Israel.
Dalam laporan Injustice: Palestinian children’s experience of the Israeli military detention system, tim riset menyebut sebanyak 52% anak tidak diberi makan atau hanya diberi sedikit makanan saat masa interogasi.
Sementara ada 50% responden yang diancam dengan kekerasan fisik. Selain itu, 46% menerima ancaman bahwa anggota keluarga mereka akan disakiti atau ditangkap.
Sebanyak 40% responden juga tidak diberi air pada saat masa interogasi. Ada juga 41% yang tidak diberi tidur dan 19% dipaksa menjawab dalam posisi stres.
Dalam masa penahanan pun banyak anak yang merasa lapar (71%) dan haus (58%). Bahkan ada yang kurang tidur (60%), tidak pernah menerima perawatan medis (68%).
"Termasuk 45% yang ditolak perawatan medisnya meskipun mereka secara eksplisit memintanya," kata tim riset dalam laporan yang dikutip pada Senin (7/10/2024).
Secara total, 228 mantan tahanan anak berpartisipasi dalam penelitian ini. Jumlah ini termasuk 177 anak yang menanggapi survei dan 51 yang mengambil bagian dalam diskusi (focus group discussion/FGD).
Semua peserta anak berusia antara 12 dan 17 tahun ketika mereka ditahan dan berusia antara 15 dan 21 tahun ketika mereka mengambil bagian dalam riset ini. Semua anak ini ditahan dalam tiga tahun terakhir, dengan mayoritas sebanyak 71% ditahan dalam setahun terakhir saat survei dilakukan. Riset dipublikasikan pada Juli 2023.
(Baca juga: Pengalaman Kekerasan Anak-Anak Palestina saat Ditahan Tentara Israel)