Lebih dari 10.400 warga Palestina tewas di tengah perang Israel-Hamas selama periode 7 Oktober-7 November 2023.
Korban jiwa Palestina terbanyak berada di Jalur Gaza yakni 10.328 orang, kemudian korban jiwa di Tepi Barat 150 orang.
(Baca: Dampak Serangan Israel Meluas, Kebutuhan Dana Bantuan Palestina Melonjak)
Data ini dihimpun United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) dari Kementerian Kesehatan Gaza dan keterangan resmi pemerintah Israel.
OCHA juga mencatat, selama 32 hari perang sampai 7 November 2023, ada sekitar 28.300 korban luka dari pihak Palestina dan 5.400 korban luka dari pihak Israel.
"Gaza menjadi kuburan anak-anak. Ratusan anak perempuan dan anak laki-laki dilaporkan terbunuh atau terluka setiap hari," kata Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres, disiarkan di situs OCHA, Selasa (7/11/2023).
"Jumlah jurnalis yang dilaporkan terbunuh dalam empat minggu terakhir lebih banyak dibandingkan konflik manapun dalam setidaknya tiga dekade terakhir. Lebih banyak pekerja bantuan PBB yang terbunuh dalam perang ini, dibandingkan periode manapun dalam sejarah organisasi kami," lanjutnya.
Selain korban jiwa dan luka, serangan Israel telah memaksa sekitar 1,5 juta warga Palestina di Gaza untuk mengungsi.
Kondisi para pengungsi dilaporkan semakin buruk, terutama di pos-pos UNRWA yang sudah kelebihan daya tampung. UNRWA adalah badan khusus PBB yang melayani pengungsi Palestina.
"Pos pengungsi yang terlalu padat masih menjadi kekhawatiran utama. Lebih dari 557 ribu orang berlindung di 92 fasilitas UNRWA di wilayah selatan Gaza, dan tempat tersebut tidak mampu menampung pendatang baru," kata OCHA dalam siaran persnya, Selasa (7/11/2023).
"Pusat Pelatihan Khan Younis, tempat penampungan UNRWA yang paling padat, sudah menampung lebih dari 22.000 pengungsi, luas ruangan untuk setiap orang kurang dari dua meter persegi, dan setidaknya 600 orang berbagi satu toilet."
"Kondisi sanitasi yang memburuk, serta kurangnya privasi dan ruang, menimbulkan bahaya kesehatan dan keamanan. Ribuan kasus infeksi pernafasan akut, diare, dan cacar air telah dilaporkan di kalangan pengungsi di pos-pos penampungan UNRWA," lanjutnya.
Di tengah situasi ini, OCHA mengumumkan bahwa dana bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan warga Palestina mencapai US$1,23 miliar atau sekitar Rp19 triliun.
(Baca: Palestina Butuh Bantuan Rp19 Triliun, Mayoritas untuk Makan)