Perang Israel-Hamas yang berkecamuk sejak 7 Oktober 2023 belum kunjung reda. Korban yang terdampak perang ini pun semakin banyak.
Menurut data yang dihimpun United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), sampai 6 November 2023 serangan Israel telah menewaskan lebih dari 10.000 warga Palestina, serta melukai lebih dari 25.400 orang.
(Baca: 31 Hari Perang, Korban Jiwa Palestina Tembus 10 Ribu Orang)
Selain korban jiwa dan luka, serangan Israel juga telah memaksa jutaan warga Palestina untuk mengungsi, entah karena rumahnya hancur atau karena ketakutan dan tak memiliki pasokan kebutuhan pokok.
OCHA mencatat, sampai 6 November 2023 jumlah pengungsi di Gaza sudah melampaui 1,5 juta orang.
Sekitar 717 ribu orang pengungsi berlindung di 149 pos penampungan yang dikelola UNRWA, badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang melayani pengungsi Palestina.
Kemudian sekitar 122 ribu orang pengungsi berlindung di rumah sakit, gereja, dan berbagai fasilitas umum, 110 ribu orang berlindung di pos penampungan non-UNRWA, dan sisanya tersebar di rumah kerabat atau tempat lainnya.
Kondisi para pengungsi dilaporkan semakin buruk, terutama di pos-pos UNRWA yang sudah kelebihan daya tampung.
"Pos pengungsi yang terlalu padat masih menjadi kekhawatiran utama. Lebih dari 557 ribu orang berlindung di 92 fasilitas UNRWA di wilayah selatan Gaza, dan tempat tersebut tidak mampu menampung pendatang baru," kata OCHA dalam siaran persnya, Senin (6/11/2023).
"Pusat Pelatihan Khan Younis, tempat penampungan UNRWA yang paling padat, sudah menampung lebih dari 22.000 pengungsi, luas ruangan untuk setiap orang kurang dari dua meter persegi, dan setidaknya 600 orang berbagi satu toilet."
"Kondisi sanitasi yang memburuk, serta kurangnya privasi dan ruang, menimbulkan bahaya kesehatan dan keamanan. Ribuan kasus infeksi pernafasan akut, diare, dan cacar air telah dilaporkan di kalangan pengungsi di pos-pos penampungan UNRWA," lanjutnya.
Palestina Butuh Bantuan Rp19 Triliun
Di tengah situasi ini, OCHA memperkirakan ada sekitar 2,7 juta warga Palestina yang butuh bantuan kemanusiaan mendesak.
Estimasi total dana bantuan yang dibutuhkan per tanggal 6 November 2023 adalah US$1,23 miliar atau sekitar Rp19 triliun (asumsi kurs Rp15.580 per US$).
Angka itu melonjak dari estimasi awal. Sebelumnya, pada 12 Oktober 2023 OCHA memperkirakan warga Palestina yang butuh bantuan mendesak hanya 1,3 juta orang, dengan total kebutuhan dana bantuan US$294 juta atau sekitar Rp4,6 triliun.
Adapun lonjakan kebutuhan ini dipengaruhi oleh eskalasi perang yang terus meninggi dan mengancam kehidupan semakin banyak orang.
"Kami mengidentifikasi kebutuhan dana sekitar US$1,2 miliar untuk memenuhi kebutuhan mendesak bagi 2,7 juta warga Palestina, yaitu 2,2 juta orang di Jalur Gaza dan 500 ribu orang di Tepi Barat termasuk Yerusalem Timur, untuk periode Oktober–Desember 2023," kata OCHA dalam siaran persnya, Senin (6/11/2023).
"Angka bantuan tersebut adalah jumlah minimum yang dapat mencegah jatuhnya korban jiwa lebih lanjut, mengingat pengepungan dan pemboman yang sedang berlangsung di Jalur Gaza dan adanya eskalasi konflik di Tepi Barat," lanjutnya.
OCHA merinci, sebagian besar dana bantuan ini dibutuhkan untuk memasok bantuan pangan (24,7%), kesehatan (18,5%), tempat tinggal (17,0%), serta air bersih dan sanitasi (12,1%).
(Baca: 13 Negara Beri Bantuan untuk Palestina, Totalnya Rp5 Triliun)