Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kota Tebing Tinggi pada 2024 sebesar 8,79%, sedikit turun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 9,49%. Jumlah penduduk miskin juga berkurang dari 16.360 menjadi 15.310 jiwa. Jumlah penduduk Kota Tebing Tinggi sendiri tercatat 182.226 jiwa.
Dibandingkan kabupaten lain di Sumatera Utara, penurunan persentase kemiskinan Kota Tebing Tinggi sebesar 7,38% berada di urutan yang cukup baik. Namun, perlu dicatat bahwa persentase ini masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata 3 tahun terakhir (9,79%) dan 5 tahun terakhir (10,09%). Persentase kemiskinan terendah Kota Tebing Tinggi terjadi pada tahun 2024, sedangkan tertinggi pada tahun 2008 sebesar 16,5%. Pertumbuhan terendah terjadi pada 2007 turun 13,43%, sementara tertinggi pada 2008 dengan 70,63% akibat krisis ekonomi. Secara nasional, urutan persentase kemiskinan Kota Tebing Tinggi berada di posisi 275 dari 514 kabkota. Sempat berada di urutan 205 pada tahun 2008 lalu meningkat menjadi 275 pada tahun 2024.
(Baca: Statistik Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Manggarai 2015-2024)
Jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Sumatera Utara yang memiliki persentase kemiskinan berdekatan, Kota Tebing Tinggi menunjukkan beberapa perbedaan. Misalnya, Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki persentase kemiskinan lebih rendah, sementara Kabupaten Labuhan Batu Utara sedikit lebih tinggi. Perbedaan ini menunjukkan adanya variasi kondisi ekonomi dan sosial antar wilayah di Sumatera Utara.
Kabupaten Humbang Hasundutan
Kabupaten ini menduduki peringkat 290 secara nasional dengan persentase kemiskinan sebesar 8,44%. Jumlah penduduk miskin tercatat 16.780 jiwa dari total populasi 209.317 jiwa. Garis kemiskinan di Humbang Hasundutan adalah Rp 487.256 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 39,94 juta per tahun, dengan pertumbuhan 6,83% yang menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Angka pertumbuhan kemiskinan sendiri menunjukkan penurunan turun 2,88% jauh dibandingkan dengan Padang Lawas Utara yang tumbuh positif.
Kabupaten Labuhan Batu Utara
Persentase kemiskinan di Labuhan Batu Utara mencapai 8,98%, menempatkannya pada urutan 268 di tingkat nasional. Dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 34.000 jiwa dari total penduduk 398.860 jiwa, wilayah ini memiliki garis kemiskinan yang cukup tinggi, yaitu Rp 607.292 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita di Labuhan Batu Utara adalah Rp 89,49 juta per tahun, dengan pertumbuhan 8,1%. Namun, pertumbuhan kemiskinan tercatat -1,1% lebih baik dari Langkat yang tumbuh -2,06%.
(Baca: Jumlah Penduduk Setengah Pengangguran Periode 2015-2024)
Kabupaten Langkat
Kabupaten Langkat memiliki persentase kemiskinan 9,04% dan berada pada urutan 264 di Indonesia. Jumlah penduduk miskinnya mencapai 96.540 jiwa dari total populasi 1.109.248 jiwa. Garis kemiskinan di Langkat adalah Rp 507.996 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita di wilayah ini cukup tinggi, yaitu Rp 57,85 juta per tahun, dengan pertumbuhan 9,84%. Jumlah penduduk miskin sangat besar dibandingkan dengan Tapanuli Utara, namun pertumbuhan kemiskinan -2,06% lebih rendah dari Mandailing Natal.
Kabupaten Mandailing Natal
Mandailing Natal memiliki persentase kemiskinan 8,69% dan berada di peringkat 280 secara nasional. Jumlah penduduk miskinnya 40.560 jiwa dari total populasi 498.720 jiwa. Garis kemiskinan di Mandailing Natal adalah Rp 519.553 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 40,12 juta per tahun dengan pertumbuhan 8,85%.
Kabupaten Padang Lawas Utara
Kabupaten Padang Lawas Utara memiliki persentase kemiskinan 8,97%, menempatkannya pada urutan 270 di tingkat nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 27.210 jiwa dari total populasi 272.273 jiwa. Garis kemiskinan di wilayah ini adalah Rp 502.403 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 63,54 juta per tahun, dengan pertumbuhan 10,63%. Pertumbuhan penduduk miskin menunjukkan kenaikan sebesar 3,97%, berbeda dengan wilayah lain yang mengalami penurunan.
Kabupaten Tapanuli Utara
Tapanuli Utara memiliki persentase kemiskinan 8,21% dan menduduki peringkat 301 secara nasional. Jumlah penduduk miskinnya 25.510 jiwa dari total populasi 329.252 jiwa. Garis kemiskinan di Tapanuli Utara adalah Rp 531.593 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 34,49 juta per tahun, dengan pertumbuhan 6,25%. Pertumbuhan angka kemiskinan juga tercatat negatif yaitu -3,86% menjadi yang tertinggi dibandingkan wilayah lain.