Laporan Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) menjelaskan bahwa kontribusi negara berkembang di Asia terhadap kemiskinan ekstrem semakin berkurang. Berdasarkan data ADB, ada 1,5 miliar orang Asia yang bertahan hidup dengan uang kurang dari US$ 1,9 per hari (ukuran kemiskinan ekstrem) pada 1990.
Angka tersebut setara dengan 79,4% dari total kemiskinan ekstrem dunia. Kemudian, angka kemiskinan di Asia menurun menjadi 1,2 miliar pada 1999 atau setara dengan 71,1% dari total kemiskinan ekstrem dunia.
Setelah Millennium Development Goals (MDGs) berakhir, kemiskinan ekstrem di Asia turun menjadi 273 juta orang pada 2015. Ini setara dengan 36,7% dari total kemiskinan ekstrem dunia.
Terakhir, dalam dua tahun sejak peluncuran Sustainable Development Goals (SDGs), kemiskinan ekstrem Asia kembali menurun menjadi 202,5 juta orang atau 29,1% dari total kemiskinan ekstrem pada 2017.
Lebih lanjut, simulasi yang dilakukan oleh ADB menunjukkan bahwa negara berkembang Asia akan mengalami penurunan tingkat kemiskinan dan jumlah penduduk miskin yang stabil jika pandemi Covid-19 tidak terjadi. Di bawah skenario dasar tanpa Covid-19 pada tahun 2020, diperkirakan ada 104 juta hidup dalam kemiskinan ekstrem (kurang dari $1,90 per hari) dan 732 juta hidup dalam kemiskinan (dengan kurang dari $3,20 per hari).
(Baca: Daftar Negara dengan Penduduk Hidup di Bawah Garis Kemiskinan Terbanyak di Asia Tenggara)