Pertumbuhan ekonomi sektor pengadaan listrik dan gas di Kalimantan Timur tercatat 18,73% data per September 2024. Persentase ini turun dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat 17,09%. Menurut rekam jejaknya, persentase tertinggi di provinsi ini sebelumnya pernah terjadi pada Desember 2014 sebesar 67,75% dan untuk rata-rata enam tahun terakhir pertumbuhan ekonomi sektor pengadaan listrik dan gas tumbuh dengan angka 5,61%.
Daftar 10 Terbesar:
(Baca: PDRB ADHB Sektor Pertambangan dan Penggalian Lainnya Periode 2013-2023)
Rata-rata pertumbuhan ekonomi sektor pengadaan listrik dan gas di Indonesia saat ini sebesar 5,3% data per September 2024. Hampir di sebagian besar provinsi, kondisi saat ini terlihat lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama kuartal sebelumnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Kalimantan Timur tercatat dengan pertumbuhan ekonomi sektor pengadaan listrik dan gas tertinggi, yaitu 18,73%. Pertumbuhan ekonomi sektor pengadaan listrik dan gas di Kalimantan Timur saat ini setara dengan 11,05% dari total seluruh provinsi.
(Baca: Harga Perak Turun Selama Tiga Hari Terakhir)
Berikutnya adalah Bali yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi sektor pengadaan listrik dan gas 15,22% lebih tinggi periode yang sama kuartal sebelumnya. Sedangkan untuk data kuartalan, pertumbuhan ekonomi sektor pengadaan listrik dan gas di provinsi ini naik 3,89% dibandingkan dengan sebelumnya.
Kemudian, DI Yogyakarta dengan pertumbuhan ekonomi sektor pengadaan listrik dan gas 12,75%, Sulawesi Tengah dengan pertumbuhan ekonomi sektor pengadaan listrik dan gas 10,46% dan pertumbuhan ekonomi sektor pengadaan listrik dan gas di Maluku Utara tercatat di angka 9,48%
Berikut ini adalah daftar sepuluh provinsi yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi sektor pengadaan listrik dan gas dengan persentase tertinggi:
- Kalimantan Timur 18,73 %
- Bali 15,22 %
- DI Yogyakarta 12,75 %
- Sulawesi Tengah 10,46 %
- Maluku Utara 9,48 %
- Nusa Tenggara Barat 9,39 %
- Sumatera Selatan 9,01 %
- Nusa Tenggara Timur 8,52 %
- Kalimantan Selatan 8,52 %
- Papua 8,24 %