Produk domestik bruto (PDRB) harga berlaku (ADHB) di Kabupaten Nunukan, pada 2023 mencapai Rp42,53 triliun. PDRB di kabupaten/kota ini tumbuh 4,16% dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp40,15 triliun .
Dibandingkan dengan masa pandemi covid pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi di wilayah ini terlihat lebih tinggi. Sebelumnya pertumbuhan pada akhir tahun 2020 pasca covid tercatat turun 0,97%.
Menurut publikasi BPS, dengan total penduduk yang mencapai 213,75 ribu jiwa, PDRB per kapita di wilayah ini tercatat Rp204,58 juta/kapita/tahun. PDRB per kapita ini secara nasional berada di urutan 25.
Dari 17 sektor yang mendorong pergerakan ekonomi di kabupaten/kota ini, sektor pertambangan dan penggalian menjadi unggulan.
Untuk urutan pertama adalah sektor pertambangan dan penggalian. Pada 2023 lalu, sektor ini memberikan kontribusi PDRB terbesar dengan nilai mencapai Rp24,51 triliun. Nominal ini tumbuh 2,43%.
Setelahnya sektor pertanian, kehutanan dan perikanan tumbuh 5,6% menjadi Rp7,69 triliun, kemudian sektor konstruksi tumbuh 8,98% menjadi Rp2,59 triliun.
Terakhir, PDRB di Kabupaten Nunukan, untuk urutan lima besar adalah perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dengan nilai Rp2,01 triliun. Menurut BPS, sektor ini selama setahun terakhir berhasil tumbuh 7,2% dari capaian sebelumnya yang tercatat Rp1,83 triliun.
Distribusi PDRB di Kabupaten Nunukan pada 2023
Menurut tingkat distribusinya, sektor utama yang menyumbang pertumbuhan terbesar PDRB di Kabupaten Nunukan ini adalah sektor pertambangan dan penggalian dengan kontribusi mencapai 41,73%. Sektor lainnya diurutan lima besar adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor industri pengolahan, sektor konstruksi, dan sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor.
Sedangkan untuk sektor dengan distribusi terkecil adalah Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi,Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang,Sektor Pengadaan Listrik dan Gas,Sektor Jasa Perusahaan dan Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial.