Laporan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan mengungkap, terjadi peningkatan prevalensi penyakit diabetes mellitus (DM) pada penduduk umur di atas 15 tahun berdasarkan hasil pengukuran kadar gula darah.
Pada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 tercatat, prevalensi diabetes Indonesia mencapai 10,9%. Kini, prevalensinya mencapai 11,7% pada 2023.
Kemenkes menjelaskan, pada kelompok usia produktif 18–59 tahun dan kelompok usia lanjut 60 tahun ke atas, terdapat kesenjangan dalam responden terdiagnosis diabetes dengan jumlah responden yang menjalani pengobatan atau kunjungan ulang ke fasilitas pelayanan kesehatan.
"Proporsi responden yang melakukan konsumsi obat secara teratur dan kunjungan ulang ke fasilitas kesehatan lebih rendah daripada responden yang terdiagnosis diabetes," tulis Kemenkes dalam laporannya, dikutip Jumat (5/7/2024).
(Baca juga: Prevalensi Obesitas Perempuan Lebih Tinggi dari Laki-Laki di Indonesia)
Rinciannya, pada kelompok 18-59 tahun, ada 1,6% responden yang terdiagnosis diabetes. Namun hanya 1,46% yang melakukan pengobatan; 1,3% pengobatan sesuai petunjuk; dan 0,9% melakukan kunjungan ulang.
Selanjutnya pada kelompok usia lebih dari 60 tahun, ada 6,5% yang terdiagnosis. Hanya 6,06% yang melakukan pengobatan; 5,46% pengobatan sesuai petunjuk; dan 4,12% yang melakukan kunjungan ulang.
Dalam kondisi yang lebih lanjut, diabetes berdampak pada kejadian disabilitas. Diabetes menjadi faktor disabilitas yang dialami 10,5% responden usia di atas 15 tahun.
(Baca juga: 59% Penyebab Disabilitas Berasal dari Penyakit, Ini Jenisnya)