Menurut laporan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi hilirisasi pada 2023 mencapai Rp375,4 triliun, setara 26,5% dari total realisasi investasi nasional yang mencapai Rp1.418,9 triliun.
Investasi hilirisasi pada 2023 terbagi ke sektor mineral (Rp216,8 triliun), kehutanan (Rp51,8 triliun), pertanian (Rp50,8 triliun), minyak dan gas (Rp46,3 triliun), serta baterai kendaraan listrik (Rp9,7 triliun).
Sebelumnya, Kementerian Investasi/BKPM juga melaporkan bahwa investasi hilirisasi di sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya terus naik sepanjang 2019-2022, dengan nilai seperti terlihat pada grafik.
Direktur Hilirisasi Mineral dan Batubara Kementerian Investasi/BKPM Hasyim Daeng Barang menilai peningkatan tersebut tak lepas dari kebijakan hilirisasi mineral yang didorong pemerintah.
"Investasi hilirisasi meningkat tiap tahun. Tadinya sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin ini berada di posisi keempat. Ketika kita melarang ekspor ore, industri ini terus naik," ujar Hasyim dalam konferensi pers online tahun lalu (14/8/2023).
Hasyim pun menyebut pemerintah akan fokus melakukan hilirisasi terhadap 21 komoditas di delapan sektor prioritas, mulai dari mineral, batu bara, minyak bumi, gas bumi, perkebunan, kelautan, perikanan, dan kehutanan.
(Baca: Investasi Hilirisasi 2023 Tembus Rp375 Triliun, Terbesar untuk Smelter Mineral)