Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menargetkan penerimaan devisa dari sektor pariwisata mencapai US$2,07 – US$5,95 miliar pada 2023. Adapun target kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun ini berkisar 3,4 juta – 7,4 juta kunjungan.
Bila target atas tersebut bisa dicapai, maka devisa sektor pariwisata tahun ini bertumbuh hampir 40 persen dari tahun lalu. Capaian target ini diperkirakan setara dengan 4,1% dari produk domestik bruto (PDB) nasional.
Merebaknya pandemi Covid-19 sejak awal 2020 telah meluluh lantakan sektor pariwisata Indonesia. Kunjungan wisatawan mancanegara dan penerimaan devisa sektor pariwisata jatuh ke level terendah dalam beberapa dekade terakhir.
Kunjungan wisatawan mancanegara anjlok 74,83 persen menjadi 4,05 juta kunjungan pada tahun pertama pandemi (2020). Hal tersebut berlanjut pada tahun kedua pandemi (2021) dan susut 61,57 persen menjadi hanya 1,56 juta kunjungan. Kunjungan wisman pada 2021 tersebut terendah dalam dua dekade terakhir.
Turunnya kunjungan wisatawan mancanegara tersebut berdampak terhadap pendapatan devisa sektor pariwisata seperti terlihat. Pada 2020, devisa pariwisata anjlok 74,84 persen menjadi US$ 3,31 miliar. Demikian pula pada pada 2021 merosot 61,57% menjadi hanya US$ 520 juta.
Seiring meredanya dampak pandemi Covid-19, kunjungan wisata mancanegara mulai menggeliat pada 2022. Kunjungan wisatawan mancanegara melonjak lebih dari dua kali lipat menjadi 5,47 juta kunjungan pada tahun lalu.
Hal tersebut berdampak terhadap melonjaknya pendapatan devisa negara dari sektor pariwsata lebih dari tujuh kali lipat menjadi US$4,26 miliar pada tahun lalu.
Meskipun telah pulih dari kondisi pandemi Covid-19, kinerja sektor pariwisata nasional masih jauh di atas capaian sebelum terjadi pandemi.
Wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Nusantara mencapai 16,9 juta kunjungan dengan devisa negara senilai US$16,1 miliar pada 2019.
(Baca: Berapa Pendapatan Devisa dari Sektor Pariwisata Indonesia?)