Harga minyak mentah Brent dan West Texas Intermediate (WTI) yang merupakan acuan perdagangan minyak dunia terus mengalami penurunan sepanjang kuartal III 2022.
Menurut data Bank Dunia, rata-rata bulanan harga minyak mentah Brent merosot sejak Juli 2022 hingga berada di level US$90,16/barel pada September 2022.
Harga tersebut sudah menjauhi rekor tertingginya yang sempat mencapai US$120,08/barel pada Juni 2022.
Kendati demikian, harga Brent itu masih lebih mahal dibanding awal 2022 sebelum terjadinya perang Rusia-Ukraina, sekaligus lebih mahal dibanding setahun lalu yang harganya hanya US$74,6/barel pada September 2021.
Harga minyak mentah WTI juga mengalami penurunan selama periode sama. Pada Juni 2022 rata-rata bulanan harga minyak WTI masih di atas US$100/barel. Namun, selama periode Juli-September 2022 harganya terus turun hingga menjadi US$83,87/barel.
Harga WTI tersebut sudah hampir menyamai posisi awal tahun sebelum perang Rusia-Ukraina meletus. Namun, WTI tetap lebih mahal dibanding setahun lalu yang harganya hanya US$71,56/barel pada September 2021.
Meski harga minyak sudah menunjukkan tren penurunan, International Monetary Fund (IMF) mewanti-wanti akan adanya risiko di masa depan yang bisa mengerek lagi harga minyak menjadi lebih mahal dari saat ini.
"Harga energi akan tetap sangat sensitif terhadap perang di Ukraina dan potensi konflik geopolitik lainnya," jelas IMF dalam World Economic Outlook terbarunya yang dirilis Selasa (11/10/2022).
(Baca: IMF Ramal Ekonomi Global Merosot sampai 2023)