Selisih Bunga Bersih Rupiah Terhadap Dolar AS Kian Menyempit

Moneter
1
Viva Budy Kusnandar 23/09/2022 12:20 WIB
Pergerakan Suku Bunga Rupiah dan Dolar AS (Jan – Sep 2022)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Laju inflasi Amerika Serikat (AS) yang tinggi memaksa Federal Reserve (The Fed) mengambil kebijakan menaikkan suku bunga acuannya secara agresif pada 2022.

Sepanjang tahun ini, bank sentral AS telah menaikkan suku bunga mata uang dolar tersebut sebanyak 5 kali hingga mencapai 300 basis points (bps) ke kisaran 3-3,25% pada 21 September 2022. Bahkan dalam tiga bulan terakhir, suku bunga dolar AS naik sebesar 75 bps secara beruntun.

Kondisi ini membuat selisih bunga bersih rupiah terhadap dolar AS kian menyempit seperti terlihat pada grafik. Hal ini membuat investasi dalam mata uang rupiah menjadi kurang menarik bagi investor asing dan rupiah cenderung melemah terhadap dolar AS.

Sebagai gambaran, selisih bunga bersih mata uang rupiah terhadap dolar AS masih sebesar 325 bps pada awal tahun. Di mana suku bunga rupiah sebesar 3,5% sementara suku bunga dolar AS hanya 0,25%. Namun, langkah The Fed yang secara agresif menaikkan suku bunga acuannya guna meredam inflasi membuat selisih suku bunga bersih rupiah terhadap dolar semakin menyempit.

Kenaikan suku bunga The Fed pada Rabu (21/9/2022) langsung direspon Bank Indonesia (BI). Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Kamis (22/9/202) memutuskan menaikkan suku bunga BI-7day Reserve Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 bps menjadi 4,25%. Dengan kenaikan tersebut, maka selisih suku bunga bersih rupiah terhadap dolar AS terjaga dalam rentang 100 bps.

Sebagai informasi, nilai tukar rupiah ditutup di level 15.033 per dolar AS di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR). Nilai kurs tersebut melemah Rp755 per dolar AS atau 5,29% dibanding posisi akhir tahun lalu (year to date/ytd).

Fundamental rupiah masih tetap terjaga, di mana suku bunga masih menarik sebesar 4,25%, laju inflasi sebesar 4,69% (yoy), ekonomi tetap tumbuh 5,23% hingga semester I 2022. Kemudian cadangan devisa sebesar US$132,2 miliar pada Agustus 2022. Nilai tersebut cukup untuk membiayai impor dan membayar utang luar negeri pemerintah sebanyak 6 bulan.

(Baca: Suku Bunga The Fed Naik Lagi, Capai Rekor Tertinggi 14 Tahun Terakhir)

 

Editor : Annissa Mutia
Data Populer
Lihat Semua