RAPBN 2023: Anggaran Ketahanan Pangan Naik Tipis

Ekonomi & Makro
1
Viva Budy Kusnandar 16/08/2022 18:50 WIB
Anggaran Ketahanan Pangan Indonesia (2015-2023*)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023, pemerintah mengalokasikan dana Rp95 triliun untuk anggaran ketahanan pangan.

Nilai tersebut meningkat tipis 0,9% dibanding outlook anggaran ketahanan pangan 2022 yang berjumlah Rp94,1 triliun.

Menurut Kementerian Keuangan, anggaran ketahanan pangan tahun depan diarahkan untuk peningkatan ketersediaan, akses, dan kualitas pangan, baik komoditas pertanian maupun perikanan.

Kebijakan pembangunan bidang ketahanan pangan 2023 digunakan untuk meningkatkan produktivitas komoditas pangan strategis, mendorong terciptanya sumber daya manusia (SDM) pertanian dan perikanan yang berdaya saing dengan penguatan kelembagaan usaha, modernisasi, dan peningkatan penyuluhan.

Anggaran tersebut juga ditujukan untuk mendorong pemanfaatan teknologi dan data, pengembangan iklim inovasi, memperkuat sistem logistik pangan nasional, serta penyelesaian pembangunan infrastruktur sistem irigasi dan bendungan atau waduk.

Berikut ini taget output prioritas ketahanan lahan dan benih pangan dalam RAPBN 2023:

  • Budidaya padi: 229.800 ha
  • Budidaya jagung: 40.000 ha
  • Budidaya kedelai: 150.000 ha
  • Budidaya bawang merah: 5.000 ha
  • Penyaluran benih dan calon induk ikan kepada masyarakat: 118 juta ekor 

 Adapun taget output prioritas infrastruktur pangan tahun 2023 antara lain:

  • Pembangunan jaringan irigasi Pemerintah Pusat: 6.900 ha
  • Pembangunan jaringan irigasi Pemerintah Daerah: 48.564 ha
  • Rehabilitasi jaringan irigasi Pemerintah Pusat: 98.700 ha
  • Rehabilitasi jaringan irigasi Pemerintah Daerah: 111.647 ha
  • Pembangunan bendungan berkelanjutan: 22 unit
  • Pembangunan bendungan baru: 7 unit
  • Pembangunan/rehabilitasi pelabuhan perikanan: 53 unit
  • Pembangunan/rehabilitasi pembenihan: 97 unit

(Baca: Ketahanan Pangan Indonesia Melemah pada 2021)

Editor : Adi Ahdiat
Data Populer
Lihat Semua