Inflasi Pangan Lebih Banyak Terjadi di Negara Berpendapatan Menengah-Rendah

Ekonomi & Makro
1
Erlina F. Santika 23/03/2024 07:00 WIB
Proporsi Negara yang Mengalami Inflasi Pangan Tertinggi (21 Februari 2024)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Bank Dunia atau World Bank melaporkan, hampir semua negara berpendapatan rendah dan menengah kini mengalami harga pangan yang tinggi.

Terbanyak adalah negara pendapatan menengah-rendah atau lower-middle income dengan proporsi 71,7% dari total negara kelompok tersebut.

Kedua, pendapatan rendah atau low income sebesar 57,9%. Disusul negara-negara pendapatan menengah ke atas atau upper-middle sebanyak 48%.

World Bank menyebut, negara berpendapatan tinggi pun tak bisa menghindari kenaikan harga pangan. Proporsinya menyentuh 45,5%.

World Bank juga menghimpun 10 negara teratas yang terkena inflasi pangan tertinggi pada 21 Februari 2024. Sebenarnya, komposisinya tak berbeda jauh dari temuan 5 Februari 2024 lalu. Rinciannya sebagai berikut:

  • Argentina 40% (year-on-year/yoy)
  • Zimbabwe 26% (yoy)
  • Mesir 18% (yoy)
  • Libanon 15% (yoy)
  • Vietnam 11% (yoy)
  • Palestina 9% (yoy)
  • Malawi 9% (yoy)
  • Haiti 7% (yoy)
  • Nugini 7% (yoy)
  • Yunani 7% (yoy)

Analisis World Bank juga menemukan harga jagung naik 12% lebih tinggi dibandingkan dengan bulan Januari 2020. Pada hitungan periode yang sama, gandum 6% lebih tinggi dan beras 51% lebih tinggi.?

(Baca juga: Argentina hingga Palestina Alami Inflasi Pangan Tertinggi Dunia Februari 2024)

 

Data Populer
Lihat Semua