Minyak nabati (minyak sayur) merupakan komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga tertinggi di skala global pada Juni 2022.
Food and Agriculture Organization (FAO) mencatat indeks rata-rata harga minyak nabati global telah naik 34,3% pada Juni 2022 dibanding posisi Juni 2021 (year-on-year/yoy).
Artinya, rata-rata harga minyak nabati dunia telah naik sekitar sepertiga kali lipat dalam setahun terakhir. Kenaikan ini merupakan yang terbesar dibanding 4 kelompok makanan lainnya.
Invasi Rusia ke Ukraina menjadi salah satu pemicu melonjaknya harga minyak nabati dunia. Pasalnya, Ukraina merupakan salah satu produsen minyak bunga matahari terbesar. Namun, dalam beberapa bulan belakangan pasokan dari Ukraina berkurang akibat invasi, sementara permintaan dunia sedang meningkat seiring pemulihan pandemi Covid-19.
(Baca: Ini Keunggulan Kelapa Sawit Dibanding Tanaman Minyak Nabati Lainnya)
Komoditas pangan yang mencatat kenaikan terbesar berikutnya adalah kelompok serelia atau biji-bijian, di mana indeks harga globalnya naik 27,6% (yoy) pada Juni 2022.
Hal ini juga dipengaruhi oleh berkurangnya pasokan dari Ukraina, yang termasuk sebagai eksportir gandum utama dunia. Gangguan pasokan dari Ukraina turut mendorong kenaikan harga biji-bijian lainnya.
Kemudian indeks harga global kelompok dairy atau susu dan produk olahannya naik 24,9% (yoy), indeks harga daging naik 12,7% (yoy), dan indeks harga gula naik 8,9% (yoy) pada Juni 2022.
Secara umum, indeks harga pangan dunia telah naik 23,1% (yoy) pada Juni 2022. Namun, jika dilihat secara bulanan, indeks harga pangan ini sudah lebih rendah dibanding April-Mei 2022.
Penurunan secara bulanan salah satunya dialami minyak sawit, yang harganya mulai turun seiring membaiknya pasokan dari produsen utama seperti Indonesia dan Malaysia.
(Baca: Harga Pangan Dunia Melonjak, Tertinggi Sepanjang Sejarah)