Dolar Amerika Serikat (AS) kian perkasa. Berdasarkan data Yahoo Finance, indeks dolar AS terhadap 6 mata uang utama dunia (DXY) ditutup di level 105,14 pada perdagangan Jumat (1/7/2022), naik 9,9% dibanding posisi akhir tahun lalu (year to date/ytd).
Tak hanya mata uang utama dunia, dolar AS juga menguat terhadap mata uang Asia. Menurut data Asian Bonds Online mata uang Laos (kip) mengalami pelemahan terdalam di skala regional, yakni melemah 25,43% (ytd) terhadap dolar AS.
Kemudian mata uang Jepang (yen) terdepresiasi sedalam 14,89% (ytd) terhadap dolar AS. Diikuti mata uang Korea Selatan (won) melemah 8,27% (ytd), mata uang Filipina (peso) melemah 7,42% (ytd), dan mata uang Thailand (baht) turun 6,66% (ytd).
Setelahnya ada mata uang Malaysia (ringit) yang terdepresiasi sebesar 5,46% (ytd) terhadap dolar AS, dan mata uang Tiongkok merosot 5,15% (ytd).
Mata uang Indonesia (rupiah) juga melemah 4,55% (ytd), tidak sedalam mata uang Asia lainnya seperti terlihat pada grafik.
Kemudian mata uang Singapura (dolar) melemah 3,42% (ytd) terhadap dolar AS. Begitu pula mata uang Vietnam (dong) merosot 1,95% (ytd).
Suku bunga acuan bank sentral AS, yang bergerak naik seiring meningkatnya inflasi, telah menarik dana asing untuk masuk kembali ke pasar finansial AS. Hal ini yang menjadi salah satu pendorong menguatnya dolar AS terhadap mata uang dunia.
(Baca: The Fed Naikkan Suku Bunga 150 bps Selama Semester I 2022)