Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) telah menaikkan suku bunga acuannya sebesar 150 basis poin (bps) sepanjang semester pertama 2022.
The Fed mulai menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps ke kisaran 0,25-0,5% pada Maret 2022 untuk meredam inflasi pangan dan energi di negerinya.
Pada Mei 2022 suku bunganya dinaikkan lagi sebesar 50 bps ke kisaran 0,75-1%, seiring meningkatnya tekanan inflasi di AS.
Kemudian pada Juni 2022 The Fed lanjut menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps ke kisaran 1,5-1,75%. Kenaikan ini merupakan yang paling agresif sejak 1994.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan suku bunga The Fed akan terus naik hingga tahun depan.
“Melihat perkembangan-perkembangan terbaru, suku bunga kebijakan The Fed kami perkirakan pada akhir tahun ini naik menjadi 3,5%, atau lebih tinggi dari perkiraan semula yang sebesar 3,25%,” jelas Perry dalam pembacaan hasil rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (23/6/2022).
Perry juga meyakini The Fed akan kembali mengerek suku bunga kebijakan pada 2023 sebesar 50 bps, hingga mencapai kisaran 4% pada tahun depan.
Adapun inflasi AS sudah mencapai 8,6% (year on year/yoy) pada Mei 2022, tertinggi dalam 4 dekade terakhir. Angka tersebut jauh di atas target inflasi 2% yang sempat ditetapkan The Fed sebelumnya.
(Baca: Inflasi Energi AS Kian Tinggi pada Mei 2022, Ini Rinciannya)