Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet), yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan, dan Keamanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), mengungkapkan ada 1,6 miliar anomali trafik atau serangan siber (cyber attack) yang terjadi di Indonesia selama 2021.
Dari jumlah tersebut, Bamsoet menyebut ada ratusan hingga ribuan potensi serangan siber yang ditujukan kepada Ring-1 Istana Negara, termasuk terhadap Presiden Joko Widodo.
Hal tersebut ia ungkapkan dalam pertemuannya dengan Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen TNI (Purn.) Hinsa Siburian di kantor BSSN, Jakarta, Rabu (13/4/2022).
Bamsoet menyebut serangan siber bisa membuat jaringan telekomunikasi dan internet di suatu negara mati total, digital perbankan kacau, radar militer maupun penerbangan sipil tidak bisa digunakan.
"Bahkan lebih mengerikan, alat tempur seperti pesawat dan kapal selam dikendalikan dari luar negeri untuk melakukan serangan seperti melempar bom, tanpa bisa dikendalikan oleh pihak kita," ujar Bamsoet, seperti dilansir Antara, Rabu (13/4/2022).
“Untuk itu BSSN perlu diperkuat. Indonesia perlu segera memiliki Undang-Undang Keamanan dan Ketahanan Siber Nasional," lanjutnya.
Jika ditelusuri lagi, meningkatnya ancaman siber belum diimbangi dengan peningkatan anggaran keamanan siber nasional.
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022, alokasi belanja BSSN tahun ini hanya sebesar Rp554,6 miliar.
Anggaran tersebut dibagi untuk program keamanan dan ketahanan siber dan sandi negara Rp152,8 miliar, kemudian untuk program dukungan manajemen Rp401,8 miliar.
Total anggaran BSSN tahun 2022 juga tercatat lebih rendah sekitar 60% dibanding outlook 2021 yang mencapai Rp1,39 triliun.
(Baca: Keamanan Siber Indonesia Peringkat ke-6 di Asia Tenggara)