Saat ini suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) sedang berada di level 0,25%, yang notabene merupakan level terendah sejak Maret 2020.
Namun, dalam beberapa waktu ke depan The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuannya untuk mengendalikan laju inflasi AS yang kian tinggi.
Sementara itu, suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI 7-Days Reserve Repo Rate sedang berada di level 3,5%, dengan selisih bunga bersih sebesar 3,25 persen poin dibandingkan dengan suku bunga The Fed.
Mengingat besarnya selisih bunga bersih antara BI dan The Fed, saat ini investasi dalam mata uang rupiah masih cukup menarik karena imbal hasilnya lebih baik dibandingkan dalam dolar Amerika.
Beberapa negara maju lainnya juga masih menerapkan suku bunga acuan rendah, seiring dengan rendahnya inflasi di negeri mereka, sekaligus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah masing-masing.
Suku bunga acuan Uni Eropa (European Central Bank/ECB) tercatat masih berada di level 0%. Bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) dan Swiss (Swiss National Bank/SNB) bahkan menerapkan suku bunga acuan negatif sebesar -0,1% dan -1,75%.
Namun, ada juga beberapa negara yang mematok suku bunga acuannya di level tertinggi. Seperti suku bunga acuan bank sentral Argentina sebesar 38%, bank sentral Yaman 27%, bahkan Venezuela mencapai 52,7%.
(Baca Juga: Ini Data Inflasi AS yang Jadi Alasan The Fed Naikkan Suku Bunga)