Bank sentral Amerika (The Federal Reserve/The Fed) diperkirakan segera menaikkan suku bunga acuannya yang saat ini berada di level 0,25%. Laju inflasi yang terus naik menjadi alasan utama The Fed akan segera mengerek suku bunga acuannya.
Inflasi didorong kenaikan harga-harga barang di negeri Paman Sam dalam satu tahun terakhir. Terutama harga bahan makanan serta minyak dunia yang naik seiring membaiknya kondisi perekonomian dunia.
Berdasarkan data Biro Statistik Amerika Serikat, pada Januari 2022 di Negeri Adidaya tersebut terjadi inflasi sebesar 0,6% dibanding bulan sebelumnya (month to month/M-to-M). Rinciannya, inflasi harga makanan sebesar 0,9% dan inflasi energi sebesar 0.9%.
(Baca: Inflasi Amerika Serikat Capai 5,4%, Tertinggi dalam 13 Tahun Terakhir)
Jika dibandingkan dengan Januari 2021, inflasi Amerika Serikat pada Januari 2022 sebesar 7,5% (year on year/YoY) yang merupakan level tertingginya. Dengan rincian, inflasi makanan sebesar 7% (YoY), di mana inflasi makanan rumah mencapai 7,4% (YoY) dan makanan di luar rumah 6,4% (YoY).
Sedangkan inflasi energi pada Januari sebesar 27% (YoY), adapun inflasi komoditas energi sebesar 39,9%, inflasi bahan bakar minyak (BBM) 40% (YoY), inflasi listrik 10,37% (YoY), inflasi gas pipa 23,9% (YoY). Inflasi mobil dan truk bekas sebesar 40,5% (YoY), inflasi kendaraan baru12.2% (YoY).
Guna meredam inflasi tinggi tersebut, The Fed diperkirakan akan segera menaikkan suku bunga acuannya secara agresif. Dampaknya, mata uang dolar Amerika akan cenderung menguat akibat suku bunganya akan naik. Kondisi tersebut biasanya akan memicu terdepresiasinya mata uang dunia, tidak terkecuali dengan nilai tukar rupiah.
Gubernur the Federal Reserve Michelle Bowman mengatakan, ada kemungkinan bank sentral AS tersebut menaikkan suku bunga pada Maret mendatang. Salah satu penyebabnya adalah meningkatnya angka inflasi yang mencapai 7,5%, tertinggi dalam empat dekade terakhir.
“Saya masih mengamati data dengan cermat untuk memutuskan kenaikan yang tepat pada Maret nanti,” kata dia saat berbicara di konferensi Asosiasi Bankir Amerika, Senin 23 Februari 2022.