Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, perekonomian Sumatera Barat menurut besaran produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp252,75 triliun pada 2021. Capaian ini merupakan yang tertinggi dalam satu dekade terakhir.
Jika diukur menurut PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) 2010, ekonomi di provinsi asal cerita Malin Kundang tersebut tumbuh 3,29% menjadi Rp174,99 triliun pada 2021 dibanding tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat pada 2021 lebih baik dibanding tahun 2020 yang mengalami kontraksi sebesar 1,62% akibat terdampak pandemi Covid-19.
Namun, pertumbuhan Sumatera Barat pada 2021 masih terhitung lebih rendah dibanding pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 3,69%, serta di bawah level pra-pandemi yang mampu tumbuh di atas 5% pada 2019.
Dari sisi lapangan usaha, sektor pertanian menjadi penopang perekonomian terbesar Sumatera Barat dengan kontribusi sebesar 21,71% terhadap PDRB. Diikuti sektor perdagangan besar dan eceran berkontribusi 15,55%, serta sektor transportasi dan pergudangan berkontribusi 10,3%.
Sepanjang 2021 sektor pertanian mencatat pertumbuhan 2,19% dibanding tahun sebelumnya. Demikian pula sektor perdagangan dan eceran tumbuh 5,12%, serta sektor transportasi dan pergudangan tumbuh 2,56%.
Dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga menjadi penopang utama PDRB Sumatera Barat dengan kontribusi 53,88% pada 2021. Diikuti pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 30,3%.
Komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga pada 2021 tumbuh 1,97% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, seiring dengan meningkatnya penyaluran bantuan sosial di Sumatera Barat.
Adapun komponen ekspor luar negeri tumbuh 53,53% seiring membaiknya perekonomian di negara mitra dagang utama provinsi tersebut, seperti Pakistan, Bangladesh, dan India.
(Baca Juga: Kemiskinan Sumatera Barat Per September 2021 Terendah Sejak Pandemi)