Indonesia kaya akan sumber daya alam yang memiliki nilai ekonomi di pasar global. Mulai dari bahan tambang seperti batu bara dan nikel, hingga rempah-rempah dan tanaman obat untuk penyembuhan beragam jenis penyakit.
Menurut penelitian Institut Pertanian Bogor (IPB), Indonesia merupakan rumah bagi 80% tanaman obat di dunia. Negeri Rempah Foundation juga mencatat bahwa Indonesia memiliki jenis rempah terbanyak di Asia Tenggara.
Ekspor Tanaman Obat dan Rempah Meningkat
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan volume ekspor tanaman obat, aromatik, dan rempah-rempah nasional pada Januari-November 2021 berjumlah 272,73 juta kg.
Volume tersebut naik 11,28% dibandingkan ekspor pada periode sama tahun 2020 yang berjumlah 245,09 juta kg.
Nilai ekspor tanaman obat, aromatik, dan rempah-rempah periode Januari–November 2021 juga naik menjadi US$702,77 juta atau sekitar Rp10,07 triliun.
Nilai itu meningkat 27,58% dibandingkan penjualan pada periode sama tahun sebelumnya, yaitu US$550,87 juta atau sekitar Rp7,8 triliun.
Negara tujuan utama ekspor tanaman obat, aromatik, dan rempah-rempah Indonesia pada 2021 adalah sebagai berikut:
1. Thailand
Volume: 113.443.168 kg
Nilai: US$190.056.156
2. Iran
Volume: 28.308.059 kg
Nilai: US$53.991.263
3. India
Volume: 24.170.021kg
Nilai: US$68.593.923
4. Bangladesh
Volume: 16.651.010 kg
Nilai: US$34.753.173
5. Amerika Serikat
Volume: 13.464.178 kg
Nilai: US$81.736.399
Sentra penghasil tanaman obat, aromatik, dan rempah-rempah Indonesia tersebar di Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Maluku, NTT, Papua, Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatra Selatan, dan DI Yogyakarta.
(Baca Juga: Islandia, Negara dengan Konsumsi Ganja Tertinggi pada 2021)