Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), posisi kredit modal kerja bank umum mencapai Rp2,59 kuadriliun pada akhir 2021. Angka tersebut meningkat 6,23% dari tahun sebelumnya yang berjumlah Rp2,43 kuadriliun.
Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan motor merupakan lapangan usaha yang mendapat kucuran kredit modal kerja terbesar.
Posisi kredit modal kerja ke sektor tersebut mencapai Rp841,25 triliun pada akhir 2021. Nilainya tumbuh 3,06% dari tahun sebelumnya, dan mencapai 32,53% dari total kredit modal kerja yang keluar.
Sektor yang memperoleh kucuran kredit modal kerja terbesar berikutnya adalah industri pengolahan, yakni mencapai Rp670,97 triliun dengan porsi sebesar 25,96%. Setelahnya ada sektor kontruksi dengan kucuran kredit Rp226,76 triliun atau 8,77%.
Sedangkan lapangan usaha yang mendapat kucuran kredit modal kerja paling kecil adalah sektor pengadaan air, pengelolaan sampah limbah beracun dan daur ulang sebesar Rp2,14 triliun atau hanya 0,08% dari total kredit.
Setelahnya ada sektor jasa pendidikan dengan kucuran kredit hanya Rp2,5 triliun atau 0,1%, serta administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib Rp3,15 triliun atau 0,12%.
Terdapat pula pinjaman kepada bukan lapangan usaha (konsumsi rumah tangga) dengan nilai kredit Rp426,34 miliar pada akhir 2021.
(Baca: Bank Indonesia Catat Penyaluran Kredit Baru Meningkat pada November 2021)