Kasus kebocoran data marak terjadi akhir-akhir ini, bahkan turut menyerang sejumlah industri vital negara. Laporan Verizon bertajuk “DBIR: 2021 Data Breach Investigations Report” menunjukkan bahwa ada 29.207 insiden kasus kebocoran data di seluruh dunia selama tahun lalu.
Laporan ini mencatat, industri hiburan merupakan industri yang paling sering alami kebocoran data pada 2021. Jumlahnya mencapai 7.065 insiden.
Industri publik menjadi sasaran terbanyak kedua sepanjang tahun lalu. Terdapat 3.236 industri publik di seluruh dunia yang menjadi sasaran kebocoran data.
Kemudian, sebanyak masing-masing 2.935 insiden dan 1.892 insiden kebocoran data menyerang industri informasi dan professional. Lalu, sebanyak 1.332 insiden kebocoran data terjadi di indusri edukasi.
Ada pula kebocoran data yang terjadi pada industri retail yakni sebanyak 725 insiden. Diikuti oleh industri keuangan (721 insiden), kesehatan (655 insiden), manufaktur (585 insiden), dan pertambangan (498 insiden).
Laporan ini mencakup 88 negara yang meliputi wilayah Asia Pasifik, Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Utara. Laporan ini melibatkan 11 industri termasuk perusahaan besar hingga usaha kecil dan menengah (UKM).
(Baca: Inilah 10 Kasus Kebocoran Data Terbesar di Dunia)