The Economist Intelligence Unit (EIU) mencatat skor Indeks Demokrasi Myanmar menurun dalam lima tahun terakhir. Skornya pun hanya sebesar 3,04 pada 2020.
Komisi pemilu Myanmar membatasi partisipasi penduduk di negara bagian Rakhine, terutama di wilayah yang dikuasai partai oposisi pemerintah, dalam pemilu tahun lalu. Alasannya, konflik antara kelompok etnis minoritas dan militer masih terjadi sehingga keamanan tidak terjamin.
(Baca: Demokrasi Indonesia Peringkat ke-4 di Asia Tenggara)
Hasil pemilu itu pun lantas menyebabkan kudeta militer di Myanmar sejak 1 Februari 2021. Pihak militer tidak terima dengan hasil tersebut dan menangkap para pemimpin terpilih, termasuk Aung San Suu Kyi.
Sementara itu, EIU memberikan penilaian Indeks Demokrasi berdasarkan lima indikator, yakni proses pemilu dan pluralisme, fungsi dan kinerja pemerintah, partisipasi politik, budaya politik, serta kebebasan sipil.