Dapatkan akses instan ke artikel “Neraca Perdagangan Minyak Mentah Indonesia Defisit Sejak 2013”.
Rp10.000
Kami menerima pembayaran berikut:
Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.
Volume Ekspor dan Impor Minyak Mentah Indonesia (1996-2018)
:[/]
[bold]
:[/]
[bold]
:[/]
[bold]
Nama Data
Volume Impor
Volume Ekspor
1996-12-31
9,35 Juta
38,25 Juta
1997-12-31
9,13 Juta
38,98 Juta
1998-12-31
10,47 Juta
36,91 Juta
1999-12-31
11,5 Juta
35,9 Juta
2000-12-31
11,47 Juta
29,23 Juta
2001-12-31
14,17 Juta
32,86 Juta
2002-12-31
15,88 Juta
29,05 Juta
2003-12-31
16,82 Juta
26,52 Juta
2004-12-31
18,93 Juta
23,47 Juta
2005-12-31
15,65 Juta
21,49 Juta
2006-12-31
14,64 Juta
18,13 Juta
2007-12-31
15,15 Juta
18,18 Juta
2008-12-31
12,75 Juta
18,24 Juta
2009-12-31
15,3 Juta
17,97 Juta
2010-12-31
14,25 Juta
18,13 Juta
2011-12-31
13,25 Juta
17,82 Juta
2012-12-31
12,55 Juta
14,97 Juta
2013-12-31
16,02 Juta
13,02 Juta
2014-12-31
16,19 Juta
12,4 Juta
2015-12-31
18,73 Juta
15,55 Juta
2016-12-31
19,93 Juta
16,95 Juta
2017-12-31
17,95 Juta
13,57 Juta
2018-12-31
16,93 Juta
10,21 Juta
A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar
Ekspor minyak mentah Indonesia mengalami tren turun sepanjang 1996-2018. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik volume ekspor minyak mentah pada 1996 mencapai 38,3 juta ton, namun pada 2018 hanya tinggal 10 juta ton seperti terlihat pada grafik di bawah ini. Menurunnya produksi menjadi pendorong turunnya volume ekspor minyak mentah.
Pada 1996, neraca perdagangan minyak mentah mencatat surplus 28,9 juta ton kemudian menyusut hingga tinggal 2,4 juta ton pada 2012. Bahkan, pada 2013 neraca volume perdagangan minyak mentah nasional mulai defisit 2,99 juta ton akibat meningkatnya impor menjadi 16 juta ton sementara ekspor hanya 13,02 juta ton.
>
Setelah itu, neraca perdagangan minyak mentah Indonesia selalu mengalami defisit dan kian melebar menjadi 6,84 juta ton pada 2018. Ini yang membuat neraca perdagangan migas nasional pada tahun lalu mengalami defisit US$ 12,43 miliar.