Kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan cenderung melambat. Pada 2011, kredit bertumbuh 25,5 persen dan DPK perbankan nasional tumbuh 20 persen. Namun, pertumbuhan penyaluran kredit hanya bertumbuh 3,7 persen dan penghimpunan DPK bertumbuh 4,34 persen hingga September 2016 dibanding posisi akhir 2015.
Krisis utang di kawasan Eropa pada 2010 dan melambatnya perekonomian di Cina menjadi salah satu pemicu melambatnya perekonomian domestik. Jatuhnya harga minyak sejak pertengahan 2014 hingga awal 2016 turut menghambat pertumbuhan kredit dan penghimpunan dana masyarakat pada 2015-2016.
Melambatnya perekonomian domestik akibat lesunya permintaan membuat para pelaku bisnis memilih menahan diri untuk melakukan ekspansi. Hal ini yang membuat permintaan kredit melambat. Kondisi yang kurang menguntungkan ini membuat perbankan juga lebih hati-hati untuk menyalurkan kredit. Penurunan bunga acuan Bank Indonesia yang berimbas terhadap turunnya bunga simpanan membuat masyarakat menempatkan dananya ke instrumen investasi yang memberi imbal hasil lebih menarik seperti obligasi, saham maupun reksadana. Ini yang membuat pertumbuhan DPK juga melambat.