Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, produksi madu hutan kerap meningkat pada beberapa kuartal (Q) 2022. Namun volumenya justru menurun pada akhir kuartal tahun tersebut.
Dalam laporan Statistik Produksi Kehutanan 2022 disebutkan, volume produksi madu kuartal I 2022 mencapai 31,67 ribu liter.
Kemudian angkanya meningkat menjadi 48,57 ribu liter pada kuartal II 2022. Selanjutnya, volume produksi meningkat signifikan pada kuartal III yang mencapai 81,08 ribu liter.
Namun memasuki kuartal IV justru turun menjadi 58,72 ribu liter. Secara keseluruhan, sepanjang 2022 volume produksi madu hutan di Indonesia mencapai 220,06 ribu liter.
Dalam laman Badan Standarisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan disebutkan, madu hutan memiliki rasa manis yang dihasilkan oleh lebah liar Apis dorsata dan atau lebah liar Apis spp. Madu diambil dari sari bunga tanaman hutan/floral nektar atau bagian lain dari tanaman hutan/ekstra floral.
Di samping itu, laman kesehatan Halodoc menyebut, beberapa penelitian menunjukkan bahwa madu hutan memiliki nutrisi hingga efek antioksidan. Antioksidan dinilai mampu mengurangi stres oksidatif dalam tubuh dengan membersihkan radikal bebas.
"Stres oksidatif berkaitan dengan berbagai kondisi kesehatan kronis, termasuk banyak jenis kanker. Dengan mengonsumsi makanan kaya antioksidan, bisa mengurangi risiko penyakit kronis," tulis Halodoc.
Selain itu, madu hutan mengandung asam yang membantu melepaskan oksigen dari luka sehingga mempercepat penyembuhan luka.
(Baca juga: 10 Negara Penghasil Madu Alami Terbesar di Dunia)