PT Pupuk Indonesia (Persero) membukukan laba bersih Rp6,25 triliun pada 2023, anjlok 66,2% dibanding 2022 (year-on-year/yoy).
Seiring dengan itu, pendapatan PT Pupuk Indonesia turun 23,8% (yoy) menjadi Rp79,21 triliun.
Berdasarkan materi presentasi Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi, pendapatan dan laba mereka pada 2022 sangat tinggi karena sempat terjadi lonjakan harga komoditas pupuk.
Kemudian pada 2023 harga komoditas mengalami normalisasi, serta ada penurunan alokasi pupuk subsidi sehingga kinerja keuangan mereka ikut menurun.
Kendati begitu, Rahmad menyebut PT Pupuk Indonesia mencatatkan prestasi baru pada 2023.
"Yang cukup membanggakan di tahun 2023, ketika komoditas utama produksi Pupuk Indonesia yaitu urea dan amonia turun signifikan, ternyata ranking Pupuk Indonesia secara global justru naik," kata Rahmad dalam rapat bersama Komisi VI DPR, Selasa (2/4/2024).
Pada 2022, PT Pupuk Indonesia berada di peringkat ke-9 dalam jajaran produsen pupuk terbesar di dunia. Lalu pada 2023, peringkatnya naik menjadi ke-6.
"Ini artinya Pupuk Indonesia sudah menunjukkan kemampuannya untuk mengatasi down cycle yang lebih bagus dibandingkan kompetitor lain di dunia," kata Rahmad.
(Baca: Indonesia Impor Pupuk 5,37 Juta Ton pada 2023)