Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut pemerintahannya sudah membangun jalan tol sepanjang 1.900 kilometer (km).
“Pak Menteri PU, sudah berapa kilometer yang dibangun dalam tujuh tahun ini? 1.900 kilometer. Yang sebelumnya 40 tahun, 780 kilometer," ujar Jokowi, seperti dilansir situs resmi Sekretariat Kabinet RI, Kamis (14/4).
Pernyataan tersebut disampaikan Jokowi dalam acara Penandatangan Perjanjian Induk antara Indonesia Investment Authority (INA) dengan Hutama Karya dan Konfirmasi Dimulainya Transaksi dengan Waskita Karya-WTR yang dilaksanakan di Gedung Djuanda I, Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (14/4).
(Baca: Ini Pertumbuhan Jalan Tol RI sejak Zaman Soeharto sampai Jokowi)
Lantas, benarkah pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi sudah berhasil membangun 1.900 km jalan tol?
Berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), panjang jalan tol yang telah beroperasi di Indonesia sampai Februari 2022 mencapai 2.499,06 km.
Panjang jalan tol tersebut terbagi dalam 67 ruas yang terbentang di Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, dan Pulau Bali.
Berikut rincian panjang jalan tol baru yang beroperasi di setiap era kepemimpinan presiden Indonesia:
1. Era Presiden Soeharto (1978-1998):
Ada 15 ruas jalan tol yang beroperasi di era kepemimpinan Soeharto, dengan panjang total 564,88 km. Rinciannya adalah sebagai berikut:
- Jagorawi: 59.00 km (1978)
- Semarang Seksi A,B,C: 24,75 km (1983)
- Jakarta–Tangerang: 33,00 km (1984)
- Dr. Ir. Soedijatmo: 14,30 km (1985)
- Surabaya–Gempol: 48,85 km (1986)
- Jakarta–Cikampek: 83,00 km (1988)
- Cawang–Tj. Priok-Pluit: 27,05 km (1989)
- Belawan–Medan–Tj Morawa: 42,70 km (1989)
- Padalarang–Cileunyi: 64,40 km (1991)
- Tangerang–Merak: 73,00 km (1992)
- Surabaya–Gresik: 20,70 km (1993)
- JORR S: 14,25 km (1995)
- Cawang–Tomang–Pluit : 23,50 km (1997)
- Palimanan–Kanci: 26,30 km (1998)
- Ujung Pandang Seksi 1-3: 10,08 km (1998)
2. Era Presiden B. J. Habibie (1998-1999)
Jalan tol baru yang beroperasi di periode ini ada 2 ruas dengan panjang total 12,79 km, yaitu:
- Pd Aren-Bintaro-Ulujami: 5,55 km (1999)
- Pd Aren-Serpong: 7,24 km (1999)
3. Era Presiden Megawati dan Abdurrahman Wahid (1999-2004)
Tidak ada jalan tol baru yang beroperasi di periode ini.
Pada 2003, Presiden Megawati sempat meresmikan pembangunan jalan tol Surabaya-Madura (Suramadu) dengan panjang 5,4 km. Namun, Suramadu baru mulai beroperasi pada 2009 di bawah era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
4. Era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2014):
Jalan tol baru yang beroperasi sebanyak 14 ruas dengan panjang 352,22 km, yaitu:
- Cikampek–Padalarang: 58,50 km (2005)
- JORR NON S: 31,18 km (2007)
- Waru–Juanda: 12,80 km (2008)
- Makassar Seksi IV: 11,60 km (2008)
- Bogor Ring Road Seksi I-IIIA: 11,30 km (2009)
- Jembatan Suramadu: 5,40 km (2009)
- Kb Jeruk–Penjaringan: 9,85 km (2010)
- Kanci–Pejagan: 35,00 km (2010)
- Semarang–Solo: 72,95 km (2011)
- Surabaya–Mojokerto: 36,27 km (2011)
- Cinere–Jagorawi: 9,20 km (2012)
- Kebon Jeruk–Ulujami: 7,87 km (2013)
- Nusa Dua–Ngurah Rai-Benoa: 10,07 km (2013)
- Kertosono–Mojokerto: 40,23 km (2014)
5. Era Presiden Jokowi (2014-Februari 2022)
Sejak awal masa kepemimpinan Jokowi sampai Februari 2022, ada 36 ruas jalan tol baru yang beroperasi dengan panjang total 1.569,17 km, yaitu:
- Cikampek–Palimanan: 116,75 km (2015)
- Gempol–Pandaan: 13,61 km (2015)
- Pejagan–Pemalang: 57,50 km (2016)
- Akses Tanjung Priuk: 11,40 km (2017)
- Bekasi–Cawang–Kp Melayu: 8,40 km (2017)
- Gempol–Pasuruan : 34,50 km (2017)
- Soreang Pasir Koja: 8,15 km (2017)
- Palembang–Indralaya: 21,58 km (2017)
- Medan–Binjai: 17,67 km (2017)
- Medan–Kualanamu–Tb Tinggi: 62,11 km (2017)
- Depok–Antasari: 12,10 km (2018)
- Pemalang–Batang: 39,20 km (2018)
- Semarang–Batang: 75,00 km (2018)
- Solo–Ngawi: 90,12 km (2018)
- Ngawi–Kertosono: 87,05 km (2018)
- Ciawi–Sukabumi: 15,35 km (2018)
- Bakauheni–Terbanggi Besar: 140,41 km (2018)
- Kunciran–Serpong: 11,14 km(2019)
- Jalan Layang MBZ: 38,00 km (2019)
- Pasuruan–Probolinggo: 31,30 km (2019)
- Pandaan–Malang: 38,46 km (2019)
- Tbgi Besar–Kayu Agung: 189,40 km (2019)
- Balikpapan–Samarinda: 97,27 km (2019)
- Cimanggis–Cibitung Seksi 1: 2,75 km (2020)
- Krian–Legundi–Bunder: 29,00 km (2020)
- Kayuagung–Kramasan: 37,62 km (2020)
- Sigli Banda Aceh: 29,52 km (2020)
- Pekanbaru–Dumai: 131,69 km (2020)
- Manado–Bitung: 39,78 km (2020)
- Serpong–Cinere Seksi 1: 6,51 km (2021)
- Cengkareng–Kunciran: 14,19 km (2021)
- Cibitung–Cilincing Seksi 1: 2,65 km (2021)
- Kelapa Gading–Pulo Gebang: 9,29 km (2021)
- Serang–Panimbang Seksi 1: 26,50 km (2021)
- Cileunyi–Pamulihan: 11,40 km (2022)
- Binjai–Langsa Seksi 1: 11,80 km (2022)