PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menyampaikan usulan kenaikan tarif. Usulan itu berasal dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) pada Senin (11/4/2023).
Setiap penumpang akan dikenakan Rp4 ribu dan Rp5 ribu pada waktu sibuk, yakni 07.01-10.00 dan 16.01-21.00. Diketahui, tarif Transjakarta selama ini dikenakan Rp3.500 saja per sekali perjalanan.
Sebenarnya, usulan itu dilempar secara terbuka. Masyarakat bisa berpartisipasi dalam survei, dengan melakukan scan pada kode batang dan link yang disediakan di akun media soal Transjakarta, seperti yang dilansir dari Liputan6.com.
Namun, usulan itu justru ramai ditolak masyarakat, utamanya dari kelas pekerja. Melalui laman Twitter, mereka menilai kenaikan itu tak pantas diterapkan di saat sedikitnya armada Transjakarta yang beroperasi dan fasilitas halte yang kurang mumpuni.
(Baca juga: Transjakarta Kena Dugaan Korupsi, Pendapatannya Merosot sejak Pandemi)
Lantas, bagaimana keuntungan yang sebenarnya diperoleh Transjakarta selama ini?
Melalui laporan keuangannya, Transjakarta menyebut dalam sehari bisa melayani hampir 340 ribu penumpang pada 2021. Jumlah itu ditaksir meningkat setelah pandemi Covid-19 terkendali dan mobilitas warga semakin tinggi.
Adapun laba bersih tahun berjalan Transjakarta mencapai Rp270 miliar pada 2021. Angka ini memang menurun dari 2020 yang bisa menorehkan laba bersih sebesar Rp378 miliar.
Pada 2019 capaian labanya tembus Rp458 miliar. Perolehan ini paling tinggi selama lima tahun terakhir.
Kemudian pada 2018, perolehan laba Transjakarta mencapai Rp403 miliar. Lain halnya pada 2017, perolehan untung bersihnya hanya Rp262 miliar.
(Baca juga: Ini Rute Bus Transjakarta dengan Jumlah Penumpang Terbanyak pada 2021)