Berdasarkan data firma riset pasar, TrendForce, volume produksi smatphone global mencapai 272 juta unit pada kuartal II 2023. Angka tersebut anjlok 6,6% (year-on-year/yoy) dibandingkan kuartal II tahun lalu yang produksinya mencapai 292 juta unit.
TrendForce mengidentifikasi beberapa faktor utama yang membuat produksi smartphone di seluruh dunia alami penurunan. Di antaranya, rendahnya permintaan meskipun pembatasan atau lockdown saat pandemi sudah dilonggarkan di Tiongkok dan permintaan di pasar negara berkembang seperti India yang masih melesu.
Melemahnya ekonomi yang membuat konsumen membatasi pengeluaran juga menjadi faktor penurunan, sehingga perusahaan memangkas produksinya pada kuartal ini.
Penurunan produksi smartphone global ini justru dialami oleh dua merek terbesar di dunia, yakni Samsung dan Apple.
Apple tercatat mengalami penurunan produksi smartphone terdalam, yakni minus 21,1% secara tahunan (yoy) menjadi 42 juta unit pada kuartal II-2023.
Sementara Samsung mengalami penyusutan sebesar 12,4% (yoy) pada periode yang sama. Meski begitu, produsen gawai asal Korea Selatan ini tetap paling produktif dibanding merek besar lainnya dengan mencetak 53,9 juta unit.
Kemudian Xiaomi, membukukan produksi smartphone sebanyak 35 juta unit pada kuartal ini atau tumbuh 32,1% (yoy). Diikuti oleh Oppo yang memproduksi 33,6 juta unit smartphone atau naik 25,4% pada kuartal-II 2023.
Di tengah produksi smartphone global yang menyusut, prosuden asal Tiongkok, Transsion, justru alami pengingkatan volume produksi tertinggi, yakni mencapai 71,9% (yoy).
Perusahaan ponsel yang membawahi merek Techno, Itel dan Infinix ini telah membukukan produksi smartphone sebanyak 25,1% pada periode April-Juni 2023.
TrendForce menyebutkan, hasil produksi smartphone Transsion yang tinggi didukung oleh beberapa hal seperti adanya penambahan inventaris, peluncuran produk baru, dan masuknya Transsion ke pasar kelas menengah ke atas.
Bahkan, capaian Transsion ini berhasil menggeser Vivo ke urutan terakhir dengan produksi smartphone sebesar 23 juta unit atau naik 15% (yoy).
TrendForce juga memprediksi, pasar smartphone mungkin akan mengalami pergeseran lagi pada paruh kedua 2023, lantaran kondisi ekonomi yang buruk dan produksi barang yang bisa jadi akan semakin berkurang.
"Bahkan jika indikator ekonomi di pasar India membaik, masih sulit untuk membalikkan penurunan produksi smartphone secara global," tulis TrendForce dalam laporannya.
(Baca juga: Pengiriman Smartphone di Indonesia Melemah 6,3% pada Kuartal II 2023)