Kebanyakan orang Indonesia mengecek kebenaran berita dan informasi melalui mesin pencarian internet atau search engine.
Hal ini terlihat dari laporan survei hasil kolaborasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Katadata Insight Center (KIC) yang bertajuk Status Literasi Digital di Indonesia 2022.
Dari 10.000 orang yang disurvei, ada sekitar 48% responden yang biasa mengecek kebenaran informasi, baik berupa gambar, video, berita, situs, ataupun unggahan di media sosial.
Di kelompok responden yang terbiasa melakukan pengecekan tersebut, mayoritas atau 39,5% di antaranya memverifikasi berita lewat mesin pencarian seperti Google, Bing, Yahoo, dan Yandex.
Kemudian 4,1% mengecek kebenaran suatu berita melalui situs klarifikasi hoaks. Tim Kementerian Kominfo menyebut, contoh situsnya adalah turnbackhoax.id, cekfakta.com, dan trustpositif.kominfo.go.id.
Ada pula yang mengecek informasi melalui teman, kerabat, keluarga, guru, tetangga, atau tokoh masyarakat (3,5%), media sosial (2,1%), layanan chatbot (1,4%), berita online (0,2%), dan televisi (0,1%).
Kementerian Kominfo dan KIC melakukan survei ini terhadap 10.000 pengguna internet berusia 13-70 tahun yang tersebar di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota Indonesia.
Survei dilaksanakan selama periode Agustus-September 2022 melalui wawancara tatap muka. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling, dengan toleransi kesalahan sekitar 0,98% dan interval kepercayaan 95%.
Responden memiliki beragam latar belakang dari ibu rumah tangga, wiraswasta, pekerja, pelajar, petani, dan lain-lainnya. Laporan lengkap mengenai survei ini dapat diakses dan diunduh melalui tautan https://survei.literasidigital.id/.
(Baca: Mayoritas Warga Indonesia Ragu dalam Memilah Berita Hoaks)