Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) mencatat ada 137 insiden serangan digital yang terjadi di Indonesia sepanjang Januari-Maret atau kuartal I 2025.
Serangan digital tersebut ada yang berupa peretasan, pengancaman, doxing, phishing, impersonasi, ransomware, pemerasan, pencurian data pribadi, dan lain-lain.
Dalam periode ini, pelajar atau mahasiswa paling banyak menjadi korban. "Dari total 137 insiden serangan digital, kelompok yang paling terdampak adalah pelajar/mahasiswa 28 insiden," ungkap SAFEnet.
Korban lainnya merupakan staf organisasi masyarakat sipil (OMS)/aktivis 22 insiden, OMS 18 insiden, dan warga umum 15 insiden.
Ada pula korban serangan digital dari kalangan pegawai swasta 12 insiden, organisasi mahasiswa 11 insiden, pegawai pemerintah 6 insiden, seniman 5 insiden, perusahaan swasta 4 insiden, dan lembaga publik 4 insiden.
Kemudian jurnalis/pekerja media, akademisi, dan pekerja kreatif masing-masing 3 insiden. Sedangkan media, pengusaha, serta kategori lainnya lebih sedikit seperti terlihat pada grafik.
Pada kuartal I 2025, SAFEnet telah meneruskan 48 aduan serangan digital ke tiga platform besar, yaitu Facebook, Google, dan Instagram.
Dari jumlah tersebut, Instagram menjadi platform dengan jumlah adaun serangan digital tertinggi, yaitu 39 aduan, disusul Facebook 5 aduan, dan Google 4 aduan.
"Secara keseluruhan, jumlah aduan yang berhasil diselesaikan sebanyak 25 aduan, tetapi masih terdapat 12 yang menggantung (hanged), 11 aduan ditolak (rejected)," ujar SAFEnet.
(Baca: Peretasan, Jenis Serangan Digital Terbanyak Sepanjang 2024)