Survei Jakpat menunjukkan, sebanyak 72% dari total responden mengaku menggunakan aplikasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence/AI.
Dari kelompok ini, mayoritas atau 76% di antaranya menggunakan aplikasi AI secara gratis.
Sementara, ada 9% responden yang mengeluarkan dana di bawah Rp50 ribu per bulan untuk berlangganan aplikasi AI.
Ada pula yang menghabiskan Rp50 ribu-Rp150 ribu dalam sebulan (8%); Rp150 ribu-Rp300 ribu (3%) per bulan; dan Rp300 ribu-Rp500 ribu per bulan (1%).
Kemudian responden yang mengeluarkan uang di atas Rp500 ribu per bulan untuk aplikasi AI proporsinya rendah, hanya 1%.
Jakpat juga menemukan sejumlah aplikasi AI yang banyak digunakan responden. Tercatat, ChatGPT jadi yang terpopuler dengan 74%.
Aplikasi AI yang banyak digunakan berikutnya adalah Gemini (51%), Meta AI (29%), DeepSeek (13%), dan Grok (9%).
Survei Jakpat ini melibatkan 1.423 responden, lalu dikerucutkan menjadi 1.020 responden yang menggunakan aplikasi AI. Responden terdiri atas 52% laki-laki dan 48% perempuan.
Responden berada di Pulau Jawa non-Jabodetabek (50%), Jabodetabek (34%), dan luar Pulau Jawa (16%). Responden berasal dari generasi milenial (29-44 tahun) sebanyak 44%, gen Z (usia 15-28 tahun) 42%, dan gen X (usia 45-50 tahun) 14%.
Survei digelar secara online melalui aplikasi Jakpat pada 10-14 April 2025 dengan margin error di bawah 5%.
(Baca: Alasan Warga RI Pakai AI, Bantu Tugas Sekolah sampai Curhat)