Menurut jajak pendapat Litbang Kompas, ada beragam hambatan yang dihadapi perempuan Indonesia dalam ranah politik.
Mayoritas atau 29,4% responden menilai tantangan utamanya adalah budaya masyarakat yang belum terbiasa dengan peran politik perempuan.
"Budaya patriarki yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dalam berbagai aspek kehidupan masih mengakar di masyarakat," tulis tim Litbang Kompas dalam laporannya, Senin (21/4/2025).
Kemudian 20,6% responden menilai ada diskriminasi terhadap perempuan dalam bidang politik, dan 17,6% merasa perempuan dianggap kurang kompetitif dibanding laki-laki.
Hambatan berikutnya terkait biaya politik yang tinggi (10,8%); inkonsistensi regulasi terkait pelibatan perempuan di politik (7,5%); keterwakilan perempuan dianggap beban oleh partai politik (6,2%); dan adanya politik transaksional di pemilu (3,5%).
"Keterwakilan perempuan dalam politik penting untuk dapat memberikan kontribusi positif dalam perumusan kebijakan-kebijakan publik yang berbasis gender," tulis tim Litbang Kompas.
Survei ini melibatkan 535 responden dari 38 provinsi yang dipilih secara acak, sesuai proporsi penduduk di setiap provinsi.
Pengambilan data dilakukan pada 17-20 Maret 2025 melalui wawancara telepon. Toleransi kesalahan survei (margin of error) sekitar 4,25% dan tingkat kepercayaan 95%, dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
(Baca: Proporsi Pahlawan Perempuan Indonesia Hanya 7% hingga 2023)