Survei persepsi Litbang Kompas memotret sejumlah kendala yang paling sering dihadapi perempuan Indonesia sebagai pencari nafkah utama keluarga atau biasa disebut female breadwinners.
Sebanyak 46,3% responden menilai, beban ganda mengurus rumah tangga sekaligus menjadi nafkah menjadi kendala utama yang dialami para perempuan tulang punggung keluarga.
"Di satu sisi mereka bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Di sisi lain, mereka dituntut untuk mengurus urusan domestik," tulis Litbang Kompas dalam laporannya, Senin (22/12/2025).
(Baca: Mayoritas "Female Breadwinners" RI Menjalani Beban Ganda Urus Rumah)
Lengkapnya, berikut sederet kendala yang kerap dialami perempuan sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga, menurut survei Litbang Kompas:
- Beban mengurus rumah tangga sekaligus mencari nafkah: 46,3%
- Rentan mengalami kesehatan mental: 17,1%
- Akses terhadap pelatihan kerja, modal kerja, dan lapangan pekerjaan terbatas: 9,7%
- Kurang mendapat dukungan sosial dari keluarga dan lingkungan tempat tinggal: 8,8%
- Sering mendapatkan diskriminasi di lingkungan kerja: 7,9%
- Akses terhadap perlindungan sosial dan bantuan negara terbatas: 3,1%
- Tidak tahu: 7,1%
Survei ini juga menemukan, mayoritas atau 62,2% responden menilai bahwa tidak wajar jika perempuan menjadi tulang punggung keluarga. Sedangkan 37,5% merasa hal tersebut wajar dan sudah biasa.
"Hal ini menunjukkan, norma gender tradisional masih mengakar kuat di tatanan kehidupan sosial masyarakat," tulis Litbang Kompas.
Survei ini melibatkan 510 responden dari 76 kota di 38 provinsi yang dipilih secara acak, sesuai proporsi penduduk di setiap provinsi.
Pengambilan data dilakukan pada 8-11 Desember 2025 melalui wawancara telepon. Toleransi kesalahan survei (margin of error) sekitar 4,24% dan tingkat kepercayaan 95%, dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
(Baca: Kelompok Usia "Female Breadwinners" di RI 2024, Terbanyak Lansia)