Laporan Badan Pusat Satatistik (BPS) menunjukkan, terdapat 14,37% dari total pekerja di Indonesia yang tergolong sebagai female breadwinners.
Female breadwinners adalah perempuan yang bekerja dan memiliki pendapatan paling dominan di rumah tangga atau bahkan pencari nafkah utama bagi keluarganya.
Di samping perannya mencari uang untuk penghidupan keluarga, mayoritas female breadwinners Indonesia tetap menjalankan aktivitas domestik, dengan 84,39% di antaranya mengurus rumah tangga.
Menurut BPS, kondisi ini menjawab alasan dari rendahnya jumlah female breadwinners yang memiliki pekerjaan sampingan serta keterbatasan jam kerja tambahan.
"Beban ganda sebagai pencari nafkah utama sekaligus mengurus rumah tangga membuat mereka cenderung memilih pekerjaan lebih fleksibel meski berpendapatan lebih rendah," kata BPS dalam laporan Analisis Isu Terkini 2025.
(Baca: Kelompok Usia "Female Breadwinners" di RI 2024, Terbanyak Lansia)
Fenomena ini, sambung BPS, mencerminkan kuatnya norma gender, ketika perempuan tetap diharapkan menjalankan peran domestik meskipun bekerja.
Sementara female breadwinners yang punya kegiatan lain, selain mengurus rumah tangga, tercatat sebanyak 15,61%.
Temuan BPS lainnya, sebanyak 40,77% female breadwinners merupakan seorang istri dalam rumah tangga. Proporsi ini paling tinggi dibandingkan dengan status yang lain.
BPS menyebut, kondisi tersebut sejalan dengan penelitian Drago et al (2004) yang menyatakan bahwa banyak female breadwinners mempunyai suami dengan pekerjaan dengan pendapatan rendah atau tidak stabil.
"Di sisi lain, female breadwinners dalam rumah tangga modern tetap bekerja bukan hanya karena kebutuhan, tetapi untuk memastikan stabilitas finansial keluarga, investasi dalam pendidikan anak atau meningkatkan standar hidup," tulis BPS mengutip riset dari World Bank pada 2019.
Lalu, sebanyak 39,82% female breadwinners berstatus sebagai kepala rumah tangga.
(Baca: Banyak "Female Breadwinners" Indonesia Berstatus Istri pada 2024)