Samsung Electronics dan anak usahanya mencetak kinerja keuangan positif pada paruh pertama tahun ini.
Sepanjang semester I 2024 perusahaan teknologi asal Korea Selatan tersebut meraih pendapatan US$108,18 juta, tumbuh 18% dibanding semester I tahun lalu (year-on-year/yoy).
Seiring dengan itu, laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk Samsung meroket 452% (yoy) menjadi US$12,05 juta.
Kendati laporan keuangannya bersinar, belakangan beredar isu bahwa Samsung akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.
Isu tersebut disampaikan oleh sumber-sumber anonim kepada Reuters.
"Samsung Electronics akan memangkas hingga 30% staf luar negeri di beberapa divisi, menurut tiga orang sumber yang memiliki pengetahuan langsung tentang masalah tersebut," kata jurnalis Reuters, Seunggyu Lim dan Aditya Kalra, dalam laporannya yang dirilis pekan lalu (12/9/2024).
"Samsung yang berbasis di Korea Selatan telah menginstruksikan anak perusahaannya di seluruh dunia untuk mengurangi 15% staf penjualan dan pemasaran, serta mengurangi staf administrasi hingga 30%, menurut dua orang sumber," lanjutnya.
Menurut informasi yang dihimpun Reuters, Samsung akan melakukan PHK pada akhir tahun ini kepada karyawannya yang tersebar di Amerika, Eropa, Asia, dan Afrika.
Namun, Reuters menyatakan belum ada informasi detail terkait jumlah karyawan dan divisi mana yang bakal kena pemecatan.
(Baca: General Motors PHK Karyawan di Tengah Kinerja Positif)