Meski ada tren belanja online, pasar tradisional masih menjadi pusat aktivitas retail makanan, minuman, dan kebutuhan harian (grocery) di Indonesia.
Hal ini terlihat dari laporan United States Department of Agriculture (USDA) yang bertajuk Indonesia: Retail Foods edisi Juli 2023.
Berdasarkan data Euromonitor yang dikutip dalam laporan tersebut, sepanjang 2022 nilai penjualan retail grocery di pasar tradisional se-Indonesia mencapai USD 77,55 miliar.
Sementara nilai penjualan retail kategori serupa di minimarket, supermarket, hypermarket, dan e-commerce jauh lebih kecil, seperti terlihat pada grafik di atas.
"Sebagian besar pelanggan pasar tradisional adalah rumah tangga berpendapatan menengah ke bawah. Saluran retail ini menyumbang sekitar 77 persen terhadap total nilai penjualan eceran kebutuhan sehari-hari di Indonesia," kata USDA dalam laporannya.
(Baca: Jawa Timur Punya Pasar Rakyat Terbanyak di Indonesia)
Menurut USDA, kekuatan utama pasar tradisional terletak pada sebarannya yang lebih luas, serta harga produknya yang lebih murah dibanding toko retail modern.
Namun, tingkat pertumbuhannya kalah pesat dibanding minimarket, supermarket, hypermarket, dan e-commerce.
Pada 2022 nilai penjualan retail makanan, minuman, dan kebutuhan harian di pasar tradisional Indonesia tumbuh 9,9% dibanding 2021 (year-on-year/yoy).
Adapun dalam periode sama, penjualan retail kategori serupa di e-commerce tumbuh sangat pesat hingga mencapai 47,5% (yoy).
Kemudian penjualan minimarket mampu tumbuh 15,5% (yoy), supermarket tumbuh 12,5% (yoy), tapi hypermarket hanya tumbuh 4,9% (yoy).
(Baca: 10 Toko Retail Terlaris di Indonesia 2022, Alfamart Juara)