Survei Refinitiv bertajuk ‘Global Risk and Compliance Report 2021’ menunjukkan, kejahatan di dunia maya menjadi lebih sulit diatasi semenjak pandemi Covid-19. Alhasil, banyak perusahaan di berbagai negara mengatur ulang dan memperbesar prioritas mereka terhadap risiko perusahaan.
Lebih dari setengah perusahaan yang disurvei menjadikan prinsip mengenal nasabah (know-your-customer/KYC) pada identitas klien sebagai prioritas terbesar. Persentasenya tercatat mencapai 54%.
Sebanyak 51% perusahaan juga memperbesar prioritas terhadap risiko kejahatan dunia maya (cyber crime). Sebanyak 48% perusahaan juga memberikan prioritas lebih besar terhadap pemantauan transaksi.
Kemudian, 46% perusahaan memperbesar prioritas mereka terhadap risiko kejahatan finansial. Persentase yang sama juga terdapat pada perusahaan yang memberi prioritas lebih besar terhadap uji tuntas lanjutan (enhanced due diligence/EDD).
Adapun, Refinitif melakukan survei ini secara daring terhadap 2.920 manajer perusahaan besar pada Maret 2021. Terdapat 30 negara yang terlibat pada survei ini, termasuk negara-negara di Amerika, Eropa, Asia, dan Afrika.
(Baca: Ragam Teknologi yang Potensial Diadopsi Perusahaan pada 2025)