Sektor properti Cina menghadapi kondisi buruk akibat aktivitas real estate melemah. Investasi properti Tiongkok pada Januari-Agustus turun 7,4% secara tahunan (year on year/yoy), menurut data dari Biro Statistik Nasional Cina.
Pertumbuhanan investasi properti di Cina semakin melambat dibandingkan pada Januari-Juli 2022 yang sebesar 6,4%.
Sejak awal tahun 2022, investasi properti di negeri Tirai Bambu itu sudah terlihat lesu. Tercatat, pertumbuhannya sudah turun minus 2.7% pada Januari-April 2022.
Krisis properti di Cina semakin suram ketika para pembeli rumah yang tidak puas dengan progres pembangunan perumahan yang belum selesai atau macet menolak untuk membayar kredit pemilikan rumah atau KPR. Banyak pengembang properti saat ini terlilit utang dan kehabisan uang untuk menyelesaikan proyeknya.
Mengutip Bloomberg, penelitian China Real Estate Information menyebutkan bahwa aksi mogok membayar KPR terjadi pada setidaknya 100 proyek di 50 kota. Analis percaya bahwa penurunan nilai rumah turut mendorong aksi masyarakat memboikot pembayaran KPR.
(baca: Ekonomi Tiongkok Diramal Merosot, Apakah Berdampak ke RI?)