Terdapat beragam jenis kampanye yang dapat dilakukan oleh para tokoh atau partai politik untuk menarik partisipasi masyarakat dalam Pemilu 2024.
Lantas, jenis kampanye apa yang dinilai paling berpengaruh membentuk preferensi memilih pemimpin bagi masyarakat Indonesia?
Berdasarkan hasil survei yang dirilis lembaga riset sekaligus agensi public relations, Praxis, mayoritas atau 62,64% responden memilih debat terbuka sebagai kegiatan kampanye yang paling memengaruhi preferensi mereka dalam memilih pemimpin saat pemilu.
Kampanye berupa seminar dan edukasi bagi pemilih menyusul di peringkat kedua, yang dipilih oleh 45,58% responden.
Sementara kampanye terbuka, pidato publik, atau pengumpulan massa berada di peringkat ketiga dengan proporsi 45,13%.
Menariknya, kampanye berupa dukungan politik atau endorsement justru perada di peringkat terkhir yang hanya mendapatkan presentase 12,27%.
Lebih lengkapnya, berikut proporsi kegiatan kampanye yang dapat memengaruhi preferensi masyarakat dalam menentukan pempimpin saat pemilu:
- Debat terbuka: 62,64%
- Seminar dan edukasi bagi pemilih: 45,58%
- Kampanye terbuka/pidato publik/pengumpulan massa: 45,13%
- Publicity stunts dan kampanye kreatif: 39,80%
- Kampanye media sosial dan online: 29,06%
- Pendirian kantor kampanye, perekrutan dan pelatihan sukarelawan, dan penyelenggaraan acara-acara komunitas: 21,66%
- Penggalangan dana: 16,06%
- Kampanye door-to-door: 14,08
- Iklan di media: 13,72
- Dukungan politik atau endorsement: 12,27%
Sebagai catatan, dalam topik survei ini responden dapat memilih sebanyak 3 jawaban.
Adapun survei ini melibatkan 1.108 responden yang tersebar di 12 provinsi, yaitu Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Banten, Sumatra Selatan, Lampung, Riau, dan Sulawesi Selatan.
Rinciannya, proporsi responden perempuan sebanyak 62,45% dan responden laki-laki 37,55%.
Koleksi data dilakukan pada 14-17 Juli 2023 dengan metodologi proporsional multistage random sampling. Survei ini memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekira 2,5% dan tingkat kepercayaan 90%.
(Baca juga: Golkar jadi Parpol dengan Belanja Iklan Tertinggi di Media Sosial)