Pemilu 2024 semakin dekat. Namun, pemilih yang belum menentukan pilihannya atau undecided voters justru cenderung meningkat.
Fenomena ini terekam dalam survei periodik Litbang Kompas yang digelar sepanjang Oktober 2022 sampai Desember 2023.
Litbang Kompas mengategorikan kelompok undecided voters berdasarkan akumulasi responden yang menjawab "tidak ada", "tidak tahu", atau "rahasia" dalam survei terkait pilihan capres.
Dalam survei nasional yang digelar Desember 2023, responden yang belum menentukan pilihan capres itu mencapai 24,9%.
Angka tersebut jadi yang tertinggi sepanjang hasil survei Litbang Kompas setahun terakhir. Padahal, proporsinya sempat mengecil pada Agustus 2023, seperti terlihat pada grafik.
"Kebanyakan dari kelompok ini (undecided voters) merupakan bekas pemilih Joko Widodo-Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019," kata Peneliti Litbang Kompas Bambang Setiawan dalam laporannya, Senin (11/12/2023).
Sebagian undecided voters lainnya, menurut Bambang, berasal dari orang-orang yang tidak menggunakan haknya atau merahasiakan pilihannya pada pemilu terakhir.
Tim Litbang Kompas pun menilai, kelompok "pemilih bimbang" dapat menjadi penentu apakah pilpres akan berlangsung satu atau dua putaran.
Survei periodik ini melibatkan 1.364 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi Indonesia.
Pengambilan data menggunakan metode wawancara tatap muka, dengan toleransi kesalahan (margin of error) 2,65% dan tingkat kepercayaan 95%.
(Baca juga: Survei Litbang Kompas, 'Undecided Voters' Capres Didominasi Kelompok Pemilih Tua)