Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) didirikan pada 2008 dan ikut pemilihan umum (pemilu) untuk pertama kalinya pada 2009.
Partai dengan logo kepala garuda tersebut mengantarkan Prabowo Subianto menjadi calon wakil presiden (cawapres) dalam Pemilu 2009, berpasangan dengan Megawati sebagai calon presiden (capres).
Namun, pasangan capres-cawapres tersebut kalah dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Budiono.
Dalam Pemilu 2009 Gerindra berhasil meraih 4,64 juta suara, atau 4,46% dari total suara sah nasional yang jumlahnya 104,05 juta suara. Dengan capaian tersebut Gerindra mampu menempatkan 26 orang di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Kemudian pada Pemilu 2014 perolehan suara Gerindra meningkat menjadi 14,75 juta suara, atau 11,81% dari 124,88 juta suara sah nasional.
Perolehan suara tersebut merupakan yang terbesar ketiga setelah PDI Perjuangan (18,96%) dan Partai Golkar (14,75%). Wakil Gerindra di DPR pada 2014 pun bertambah menjadi 73 orang.
Berikutnya pada Pemilu 2019 perolehan suara Gerindra kembali meningkat menjadi 17,23 juta, atau 12,31% dari 129,97 juta suara sah nasional.
Ketika itu perolehan suara Gerindra berada di urutan kedua terbesar setelah PDI Perjuangan yang meraih 19,33% suara.
Lantas menyambut Pemilu 2024, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menjadi salah satu tokoh dengan elektabilitas tinggi sebagai bakal capres.
Menurut berbagai hasil survei, lawan terberat Prabowo dalam pemilihan ini adalah Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
(Baca: Survei SPIN: Prabowo Subianto Presiden Pilihan Anak Muda)