Saiful Mujani Research Center (SMRC) merilis laporan hasil survei terkait preferensi bakal calon presiden (capres) dari kelompok pendukung Aksi Bela Islam 212.
"Gerakan 212 itu punya efek signifikan terhadap pemilihan presiden atau pilpres," kata pendiri SMRC Saiful Mujani dalam konferensi pers daring, Kamis (21/9/2023).
Aksi Bela Islam 212 adalah tajuk gerakan demonstrasi yang awalnya digelar sejumlah organisasi masyarakat Islam pada 2016, dan berkembang hingga sekarang.
Aksi tersebut dilatarbelakangi munculnya kasus dugaan penistaan agama Islam yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta ketika itu, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Salah satu sosok yang memimpin orasi menuntut Ahok dipenjara atas penistaan agama dalam Aksi 212 adalah Rizieq Syihab dari Front Pembela Islam (FPI).
(Baca: Asas Partai Peserta Pemilu 2024: Pancasila, Islam, dan Welfare State)
Menurut survei SMRC, dari 4.260 orang responden, 38% di antaranya mendukung Aksi Bela Islam 212, sedangkan 51,6% lainnya menyatakan tidak setuju dengan gerakan tersebut.
Adapun dari basis responden pendukung Aksi 212, Anies Baswedan meraih suara tertinggi yaitu 42%, sedangkan Prabowo meraih suara 35%, dan Ganjar Pranowo hanya 18%.
"Ini sesuai perkiraan. Jadi, pendukung (Aksi) 212 itu, kalau nggak ke Anies, ya ke Prabowo," tutur Saiful.
SMRC pun membuat simulasi pilpres head to head dengan dua pilihan nama, yakni Prabowo dan Ganjar. Hasilnya, 59% responden pendukung Aksi 212 memilih Prabowo, dan 29% lainnya memilih Ganjar.
Menurut Saiful, sebagian massa pendukung Aksi 212 yang memilih Prabowo pada Pilpres 2019 masih bertahan. Namun, Prabowo diprediksi tidak akan menunjukkan kedekatannya secara terang-terangan dengan kelompok tersebut.
"Dia (Prabowo) juga tidak akan eksplisit menunjukkan kedekatannya dengan massa Gerakan 212 tersebut, karena berharap tambahan dukungan dari pemilih atau pendukung Jokowi," jelasnya.
Survei nasional SMRC ini melibatkan 4.260 orang responden yang dipilih secara acak (stratified multistage random sampling).
Koleksi data dilakukan pada 31 Juli-11 Agustus 2023 melalui wawancara tatap muka. Survei ini memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 1,65% dan tingkat kepercayaan sebesar 95%.
(Baca juga: Siapa Partai Terkuat di Koalisi Prabowo?)