PT Timah Tbk (TINS) membukukan rugi tahun berjalan sekitar Rp449,67 miliar pada 2023.
Kondisi ini berbalik dari tahun sebelumnya, di mana mereka sempat mencatatkan laba Rp1,04 triliun pada 2022.
Pembalikan laba menjadi rugi ini beriringan dengan turunnya pendapatan.
Pendapatan PT Timah Tbk pada 2023 mencapai Rp8,39 triliun, merosot 32,9% (year-on-year/yoy) dibanding 2022 yang besarnya Rp12,50 triliun.
Menurut keterangan resmi perusahaan, kinerja mereka turun karena dipengaruhi sejumlah faktor, mulai dari kondisi pasar global sampai pertambangan ilegal.
"Kondisi ekonomi global dan domestik yang belum membaik, serta lemahnya permintaan logam timah global di tengah aktivitas penambangan tanpa izin berdampak pada kinerja perseroan di tahun 2023," kata Fina Eliani, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah Tbk dalam siaran pers, Kamis (28/3/2024).
Tak hanya dalam hal keuangan, kinerja produksi TINS juga tercatat melemah.
Pada 2023 TINS memproduksi bijih timah 14.855 ton, berkurang 26% (yoy) dibanding 2022 yang volumenya 20.079 ton.
Volume produksi logam timah TINS juga menyusut 22,6% (yoy) dari 19.825 metrik ton pada 2022 menjadi 15.340 metrik ton pada 2023.
Manajemen PT Timah Tbk menyatakan akan meningkatkan kinerja produksi mereka pada 2024, melalui penambahan alat tambang, pembukaan lokasi baru, dan program efisiensi berkelanjutan.
"Manajemen optimis kinerja perseroan di tahun ini akan lebih baik sesuai dengan target," kata Fina.
(Baca: Kasus Dugaan Korupsi Seret PT Timah, Bagaimana Pergerakan Sahamnya?)